Sukses

Menguji Nyali dengan River Tubing di Derasnya Sungai Klawing

Gemuruh air, derasnya arus dan perjuangan mengendalikan ban karet atau tubing di antara batu-batu besar bakal memacu adrenalin

Liputan6.com, Purbalingga - Lelah dengan rutinitas sehari-hari dan butuh pelepasan? Barangkali, rafting dan river tubing menyusuri derasnya sungai Klawing, Purbalingga bisa menjadi pelipur.

Di musim kemarau, pemandangan sungai bertambah indah dengan jernihnya sungai. Debit air pun tak terlampau besar. Bahaya lain, banjir misalnya, juga nihil.

Gemuruh air, derasnya arus dan perjuangan mengendalikan ban karetatau tubing di antara batu-batu besar bakal memacu adrenalin. Medan yang dilalui pun cukup panjang, yakni hulu Klawing di Desa wisata Onje, Kecamatan Mrebet.

Tetapi jangan khawatir, sungai ini seolah memberi kesempatan kepada wisatawan untuk mengumpulkan tenaga. Di antara jeram yang menantang, tersedia area dengan perairan cukup tenang.

Pada akhirnya, menjelang finish, seluruh perjuangan melintasi bahaya terbayar lunas. Wisatawan bisa bersantai menikmati laju perahu atau ban yang tenang.

Sepanjang perjalanan, wisatawan disuguhi pemandangan mempesona, mulai dari hutan rimbun, ladang yang menghijau, hingga alam pedesaan. Seluruhnya masih asri.

Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Prayitno mengatakan, paket wisata tubing Sungai Klawing dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bangun Pesona Desa Onje, Kecamatan Mrebet.

Wisata tubing di Desa Onje yang memanfaatkan sungai Klawing bisa dilakukan sepanjang musim. Pasalnya, aliran sungai ini nyaris selalu besar baik pada musim penghujan maupun kemarau.

"Tubing Onje hampir tidak terdampak saat musim kemarau, karena debit airnya yang masih tinggi. Hanya saja, ada pergeseran rutenya," kata Prayitno, beberapa waktu lalu.

Dia pun menerangkan, di Desa Onje, tubing bukan satu-satunya yang ditawarkan. Jauh hari sebelum tubing atau rafting populer, Desa Onje menjadi desa wisata religi sebagai cikal bakal lahirnya Purbalingga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ragam Destinasi di Desa Wisata

Di Onje terdapat Yoni atau tempat menaruh sesajian, pohon belimbing bersejarah yang konon merupakan tongkat Adipati Onje. Ada pula mesjid Sayid Kuning yang konon dibangun Raden Sayid Kuning, seabad sebelum mesjid Demak didirikan.

Ada pula Kedung Pertelu, yang merupakan pertemuan tiga aliran sungai dan diyakini membawa berkah bagi orang yang mandi di tempat itu. Pada malam Jumat Kliwon, tempat ini selalu ramai orang-orang yang Ngalap berkah.

Di Desa Onje juga terdapat sebuah bukit Anjir yang ketika zaman kolonial Belanda digunakan sebagai tempat mengintai. Jika cuacanya cerah, dari bukit Anjir ini wisatawan bisa menyaksikan matahari terbit di pagi hari, sekaligus matahari terbenam saat sore.

"Panoramanya sangat indah, dan pengelola desa wisata setempat tengah menyiapkan semacam gardu pandang," ujar Prayitno.

Selain potensi alam dan budaya, di Desa Onje juga ada kerajinan masyarakat membuat kain Kluwung. Kain Kluwung mempunyai struktur kain yang lebih tebal dan halus jika dibanding kain Songket asal Sumatera

Prayitno menggungkapkan, di kawasan yang sama, ada pula desa wisata yang pula menawarkan paket rafting dan tubing, yakni Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari. Namun, tubing di Limbasari yang memanfaatkan sungai Tuntung Gunung hanya bisa dilakukan kira-kira setengah musim.

Pasalnya, sungai Tuntung Gunung amat terpengaruh oleh curah hujan. Saat kemarau panjang, debit sungai ini menurun drastis dan sulit untuk berwisata tubing atau rafting.

Prayitno menambahkan, dengan berbagai sentuhan dari Pemkab Purbalingga melalui Dinas Pariwisata Pemuda & Olah Raga (Dinbudparpora) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Desa Limbasari dikembangkan sebagai desa terpadu dan mengarah menjadi desa wisata.

Sama seperti Desa Onje, tubing di Desa Limbasari pun hanya satu dari sejumlah destinasi wisata yang ditawarkan. Wisatawan tetap bisa menikmati kekhasan Limbasari, misalnya Curug.

"Aktivitas wisata lain yang akan dijual yakni kerajinan batik, jelajah patra wisata," dia menambahkan.

Prayitno menambahkan, selain sebagai wisata minat khusus, wisata susur sungai atau tubing ini diharapkan juga meningkatkan kecintaan terhadao lingkungan. Untuk menjaga sungai, manusia mesti melestarikan alam di sekitarnya.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.