Sukses

Belajar Tegar dari Anak Beruang yang Terperangkap Jerat Babi

Proses penyelamatan anak beruang berlangsung penuh tekanan karena sang induk diduga mengintai dari kejauhan.

Liputan6.com, Bengkalis - Seekor anak beruang di Desa Bukit Kerikil, Kabupaten Bengkalis, Riau, akhirnya bisa berlari riang menuju kawasan Suaka Margasatwa Siak Kecil setelah beberapa hari terjerat di kebun milik warga.

Kala terjerat, tak ada warga yang berani mendekat. Apalagi untuk memberi makan dan minum. Namun beruang muda itu tegar. Usut punya usut, beruang muda itu ternyata ditemani oleh induknya. Meski dari kejauhan. Kesetiaan induk beruang jadi obat penahan sakit beruang muda.

Menurut Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, beruang besar yang setia menunggu itu membuat petugas ekstra hati-hati sewaktu menyelamatkan anak beruang bewarna hitam itu.

"Penyelamatan dilakukan dua hari, akhirnya berhasil dan anak beruang itu berlari ke hutan bersama induknya," kata Suharyono, Selasa (18/9/2018) siang.

Suharyono mengaku mendapat laporan beruang terjerat di kebun sawit pada 16 September 2018. Petugas kemudian ke lokasi mengecek keberadaan satwa bernama latin Helarctos malayanus itu.

Sesampai lokasi pada petang hari, petugas akhirnya memilih mundur karena hari sudah gelap. Keselamatan juga menjadi alasan karena di sekitar anak beruang itu ada induknya.

"Petugas kembali lagi keesokan harinya untuk melepas jerat bersama warga," kata Suharyono.

Pelepasan jerat dilakukan hati-hati. Pasalnya, induk beruang masih di sekitar lokasi untuk mengawasi anaknya itu. Begitu ada kesempatan, dengan cepat petugas melepas jerat babi itu.

"Pukul 10.15 WIB, pelaksanaan penyelamatan selesai dan beruang tersebut berlari kembali ke habitatnya," ucap Suharyono.

Usai penyelamatan, petugas menyisir kebun dan menemukan beberapa jerat. Petugas pun membersihkan jerat itu karena kawasan itu dengan habitat beruang.

Setelah pembersihan, petugas memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar tidak memasang jerat satwa di lokasi tersebut. Khususnya, untuk menghindari terjeratnya satwa-satwa langka yang dilindungi.

"Diharapkan untuk ke depannya masyarakat makin memahami pentingnya penyelamatan terhadap satwa yang dilindungi," kata Suharyono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.