Sukses

Gunung Sindoro-Sumbing Terbakar Hebat, Bagaimana Aktivitas di Gunung Prau?

Perum Perhutani sebenarnya menyarankan agar basecamp Gunung Prau ikut ditutup seperti Gunung Sindoro dan Sumbing

Liputan6.com, Wonosobo - Dilihat dari kejauhan, Gunung Sindoro, Sumbing dan Gunung Prau layaknya tiga raksasa yang berjejer. Kaki ketiga gunung ini saling terhubung.

Lokasi ketiga gunung ini memang berdekatan, berada di lokasi yang sama dengan Dataran Tinggi Dieng Dieng, Jawa Tengah.

Sepekan terakhir, kebakaran melanda Gunung Sindoro dan Sumbing. Seluruh jalur pendakian pun ditutup total. Tak boleh ada aktivitas lain di luar petugas dan relawan yang berupaya memadamkan api.

Jalur pendakian Gunung Sindoro ditutup sejak awal kebakaran, Jumat (7/8/2018). Adapun Gunung Sumbing, ditutup tiga hari kemudian, Senin (10/9/2018).

Saat kebakaran, lebih dari 500 pendaki dievakuasi dari dua gunung ini. Beruntung, dalam kejadian ini tak ada korban jiwa. Pun dengan pendaki yang dikhawatirkan terjebak kobaran api yang bergerak cepat.

Lantaran letaknya berimpitan, dikhawatirkan kebakaran juga melanda Gunung Prau. Pasalnya, kebakaran semakin meluas dan pada Jumat (14/9/2018), sudah melahap nyaris 1.000 hektare di dua gunung yang secara adminsitratif terletak di Kabupaten Wonosobo, Temanggung dan Magelang ini.

Pengelola Basecamp Petakbanteng, Misyadi mengatakan, Perum Perhutani sebenarnya menyarankan agar basecamp Gunung Prau ikut ditutup untuk mengantisipasi kejadian serupa. Namun, pengelola memiliki pertimbangan lain.

Jika jalur pendakian ditutup, pengelola justru khawatir adanya pendaki gelap atau tak terdata lantaran tak melalui jalur resmi yang dijaga petugas. Risikonya pengelola tak mengetahui secara pasti aktivitas pendakian di Gunung Prau.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awas Pendaki Gelap

"Kami akan lebih bisa memperhatikan dan mengawasi aktivitas para pendaki agar tidak menimbulkan persoalan baru. Apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan," katanya, Jumat, 14 September 2018.

Keberadaan pendaki gelap ini dinilai bisa memicu masalah baru lantaran tak sempat memperoleh pengarahan di basecamp. Karenanya, jalur pendakian Gunung Prau tetap dibuka.

Hal ini penting mengingat risiko yang ditanggung pendaki cukup berat. Pun, seluruh aktivitas yang dilakukan mesti terkontrol. Salah satunya aktivitas yang bisa memicu kebakaran, seperti api unggun.

Misyadi mengklaim, sejak terbakarnya Gunung Sindoro dan Sumbing, aktivitas pendakian di Gunung Prau tetap normal. Bahkan, ada dugaan sebagian pendaki Gunung Prau adalah calon pendaki Gunung Sindoro atau Sumbing yang mengurungkan niatnya.

Letak pendakian Gunung Prau memang dekat dengan Gunung Kembar Sindoro-Sumbing. Sebagian kaki Gunung Sindoro bahkan masih berada di satu kecamatan dengan lereng Gunung Prau, yakni Kecamatan Kejajar Wonosobo.

Dua kaki gunung yang berada di satu kecamatan pun merupakan jalur pendakian populer. Ke Gunung Sindoro, pendaki bisa melalui jalur pendakian basecamp Desa Sigedang Kecamatan Kejajar. Rute melalui jalur ini disebut paling cepat untuk mencapai puncak gunung setinggi 3.153 mdpl ini.

Hanya berbeda desa di satu kecamatan yang sama, jalur pendakian ke Gunung Prau bisa dilakukan melalui Basecamp Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar. Melalui jalur ini, pendaki hanya butuh waktu 2 jam untuk mencapai puncak Prau yang memiliki ketinggian 2.565 mdpl.

Sedangkan basecamp Gunung Sumbing terbagi dalam 14 jalur pendakian. Belasan jalur pendakian ini tersebar di Kabupaten Wonosobo, Temanggung dan Magelang.

"Selain itu, kalau basecamp ditutup, kami khawatir Illegal logging akan marak," dia menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.