Sukses

Banjir Bandang di Tengah Kemarau, 1 Warga Solok Meninggal

Selain satu warga Solok yang meninggal, banjir bandang yang menerjang setidaknya tiga nagari itu menyebabkan lebih dari tiga ton gabah kering siap jual hanyut.

Liputan6.com, Arosuka - Banjir bandang melanda Nagari Muaro Panas, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat bersamaan hujan deras yang mengguyur sebagian daerah itu, Kamis malam, 6 September 2018, menyebabkan satu warga meninggal dunia. Padahal, di lokasi lain di Indonesia justru sedang menghadapi musim kemarau.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Dasril mengatakan banjir bandang mulai merambah rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB. Namun karena hujan yang tak kunjung berhenti, banjir bandang semakin meluas hingga menghantam beberapa nagari lainnya di Kecamatan Bukit Sundi.

Ada tiga nagari yang diterjang banjir, yaitu Muara Panas, Kinari, dan Parambahan. Air pada malam hari naik hingga semeter dan surut pada pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Dari data petugas Tagana di lokasi, korban meninggal satu orang, 3.267 jiwa terdampak banjir, tujuh orang dirawat di puskesmas, bangunan rumah rusak sebanyak 421, tiga bangunan sekolah.

Kemudian dua masjid, satu pondok pesantren, sawah sebanyak 322 hektare, ternak, mobil hanyut sebanyak enam unit dan sepeda motor 20 unit, dan lebih dari tiga ton gabah siap jual hanyut oleh banjir bandang.

Hingga kini, petugas BPBD dibantu oleh petugas Tagana dan lembaga sosial lainnya terus berjaga di lokasi memberikan pertolongan darurat kepada warga yang terdampak pasca-banjir bandang.

"Untuk saat ini, petugas gabungan masih berjaga dan memberikan bantuan bagi masyarakat," katanya di Arosuka, Jumat (7/9/2018), dilansir Antara.

Petugas BPBD hingga saat ini masih menghitung dan mendata kerugian yang diderita masyarakat. Dari hitungan sementara, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Banjir bandang di Solok dilaporkan surut sekitar pukul 04.00 WIB. Petugas polisi dengan water canon membantu siswa membersihkan sisa lumpur di pondok pesantren dan kediaman warga sekitar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.