Sukses

Aksi Sosial Pertamina dengan Badut di Pelosok Garut

Pongki dan Mr. Andika dua baduk sewaan, nampak asik menghibur sekitar 200 orang emak-emak dan anak-anak di balai desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Garut, Cara Pertamina melaksanaka aksi sosial dengan badut.

Liputan6.com, Garut - Dua badut sulap masing-masing Pongki dan Andika nampak asyik menghibur sekitar 200 orang emak-emak dan anak-anak di balai desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Lawakan sekaligus sulap yang dibawakan duo seniman dari komunitas Badut Sulap Tasikmalaya itu, mampu mengocok perut ratusan penonton yang hadir, dalam acara Pertamina CSR SEHATI (Kesehatan anak tercinta dan ibu) di Garut, siang tadi.

"Bulu di atas kepala namanya rambut, bulu di atas mata namanya alis, bulu di atas bibir namanya kumis, bulu di bawah bibir namanya janggut," ujar Badut Pongki mendikte kepada seluruh penonton yang hadir, Selasa (4/9/2018).

Kalangan emak-emak serta anak-anak yang memenuhi halaman kantor desa, nampak blepotan menjawab pertanyaan cepat yang disampaikan badut lawak itu.

Mereka terkadang menjawab bulu di atas mulut dengan jawab janggut dan bulu di bawah bibir dengan jawaban kumis. "Kok jadi pada terbalik begini ?," ujar dia, yang disambut gelak-tawa seluruh penonton yang hadir.

Tidak cukup itu, jawaban latah dari penonton kembali terucap, saat Pongki kembali melontarkan tantangan untuk mengucapkan kalimat 'Cengkeh cengkir kencur,' dalam dialek cepat, namun jawaban salah ucap kembali menghampiri emak-emak.

"Kok jadi cengkeh, cengkur, cuhcur, yang benar, cengkeh, cengkir, kencur, buman cuhcur," tanya dia yang kembali disambut gelak tawa seluruh penonton.

Sedangkan Andika lebih banyak memamerkan skill sulapnya dengan ciamik, tercatat beberapa permainan sulap seperti meja terbang, piring berputar di atas satu tongkat kecil lancip.

Termasuk sulap olah tangan mengeluarkan empat pas bunga dari satu kantong kertas, dengan sukses ia tampilkan. "Ayo siapa yang berani silahkan maju, saya kasi handphone," ujar Andika menghibur penonton.

Kehadiran dua badut lawak plus sulap itu memang tidak gratisan, mereka dibutuhkan untuk mendukung program tuan rumah, Pertamina PGE unit Karaha, dalam melaksanakan Program Corporate Social Responsibilty (CSR) kepada masyarakat.

"Acara ini merupakan sosialisasi peningkatan kader posyandu dan dukungan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui serta balita," ujar Manager PGE Area Karaha Mawardi Agani, dalam sambutannya.

Menurutnya kegiatan itu sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat yang berada di wilayah ring I PGE Area Karaha.

Sehari sebelumnya, unit kesehatan perusahaan melakukan penyuluhan sekaligus sosialisasi peningkatan pengetahuan kesehatan bagi para kader posyandu, ibu hamil dan anak.

"Besar harapan program ini mampu menekan angka kematian ibu hamil, sekaligus mendorong masyarakat untuk mengaplikasikan pola hidup sehat," ujar dia.

Sementara khusus hari ini, ratusan emak-emak dari Desa Sukahurip, Desa Cinta dan Desa Cintamanik itu, nampak ceria mengikuti acara yang dikemas dalam berbagai hal mulai pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, lomba mewarnai bagi balita, ceramah, hingga games pengetahuan tentang kesehatan alat reproduksi bagi para kader posyandu dan aparat desa.

Mawardi menambahkan, terhitung sejak Januari hingga Agustus tahun ini, program CSR perusahaan telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp.500 juta dalam berbagai bidang. "Ada pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kegiatan keagamaan, hingga perayaan hari besar nasional," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Butuh Instalasi Air Bersih

Kepala Desa Sukahurip Supiat mengaku kegiatan tersebut cukup membantu warga terutama kalangan ibu hamil dan balita, namun saat ini, yang menjadi kebutuhan warga yakni tersedianya instalasi akibat minimnya pasokan sumber air bersih.

"Sudah empat bulan ini kami kekurangan air bersih akibat kemarau panjang ini," ujar dia.

Sebagai warga yang hidup di dataran tinggi, kehadiran sumber mata air sangat ditunggu. Saat ini, sekitar 7 ribu Kepala Keluarga (KK) hanya menggantungkan pasokan air bersih dari danau Talaga Bodas.

"Belum lagi itu harus rebutan dengan petani palawija dan sayuran lainnya untuk pengairan," kata dia.

Ia berharap, di tengah musim kemarau yang masih berlangsung, perusahaan plat merah milik negara itu, bisa membantu program pipanisasi air bersih untuk warga. "Jarak sumber air dengan warga itu kurang lebih jarak 7 kilometer," ungkap dia.

Hal yang sama disampaikan Camat Pangatikan Budi Darmawan, dengan minimnya pasokan air, lembaganya terus berupaya membuat program pipanisasi, agar pasokan air bersih buat masyarakat tetap terjaga. "Memang (kemarau) sangat terasa apalagi bagi masyarakat Sukahurip," kata dia.

3 dari 3 halaman

Program Listrik 35.000 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha Unit I milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berkapasitas 30 MW mulai beroperasi penuh 6 April 2018 dan telah menerangi 33 ribu rumah di Tasikmalaya dan sekitarnya.

Instalasi ini merupakan realisasi program penyediaan energi 35.000 MW pemerintah, dan diharapkan menambah suplai listrik sebesar 227 gigawatt hour (GWh) per tahun bagi transmisi Jawa-Bali.

Dalam pembangunannya, PLTP Karaha Unit I dibangun langsung tenaga ahli dalam negeri sendiri, mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, powerplant hingga tower transmisi listrik sepanjang 25 KM.

Saat ini total kapasitas terpasang PGE adalah 617 MW, terdiri dari Kamojang - Jawa Barat 235 MW, Lahendong - Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu - Lampung 220 MW, Sibayak - Sumatera Utara 12 MW dan Karaha - Jawa Barat 30 MW.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.