Sukses

Salah Sangka Berujung Demo BRT Koridor Purwokerto-Purbalingga

Awak angkot berdemonstrasi menolak beroperasinya BRT Purwokerto-Purbalingga di jalur Alun-Alun Purbalingga.

Liputan6.com, Purwokerto - Beroperasinya Bus Rapid Transit atau BRT Koridor I Purwokerto-Purbalingga mewujudkan mimpi masyarakat dua kota terhubung oleh layanan transportasi umum yang aman, nyaman, dan murah.

Akan tetapi, keberadaan alat transportasi itu juga menyebabkan persaingan semakin ketat. Oleh karena itu, aturan main pun mesti baku bagi seluruh moda transportasi jalan raya, termasuk jalur operasi armada.

Minggu, 2 September 2019, awak angkot Purbalingga yang tergabung dalam Osaka dibikin kaget dengan melintasnya BRT Purwokerto-Purbalingga di Alun-alun Kota Purbalingga. Awak angkot pun panas dibuatnya.

Karenanya, pada Senin, 3 September 2018, sekitar 200 sopir dan awak angkot Purbalingga berdemonstrasi menolak rute baru BRT Purwokerto-Purbalingga. Sebab, alun-alun memang tak tercatat sebagai jalur BRT. Berputarnya BRT di alun-alun dianggap mengancam keberadaan angkot.

Sekretaris Osaka, Liskam mengatakan awak angkot khawatir BRT masuk ke dalam kota, dalam hal ini mengitari alun-alun Purbalingga. Meski di alun-alun tak ada haltenya, tetapi awak angkot merasa terganggu oleh BRT yang mengitari alun-alun itu.

"Kami meminta agar BRT tidak memasuki alun-alun, dan kami telah melakukan koordinasi dengan pihak provinsi (Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah), pihak operator dan pihak manajemennya. Intinyan kami tidak menginginkan unjuk rasa terulang kembali," ujar dia.

Menjawab keluhan ini, Sobirin, wakil operator BRT menyanggupi permintaan Osaka. Ke depan, BRT Purwokerto-Purbalingga tak akan melintas di Alun-Alun Purbalingga. BRT Purwokerto-Purbalingga bakal kembali hanya melintas di jalur yang telah ditentukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesepakatan Awak Angkot dan Operator BRT

Menurut Sobirin, BRT terpaksa melintas berputar di alun-alun untuk menutup jarak tempuh BRT yang telah ditentukan yakni 28,6 kilometer. Dari tujuh armada, hanya satu yang jarak tempuhnya terpenuhi. Adapun lainnya, berkisar antara 28 hingga 28,4 kilometer.

Dengan melintasi alun-alun, jarak tempuh BRT terpenuhi sesuai dengan kontraknya. Namun, setelah ada unjuk rasa ini, BRT akan mencari rute lain yang tak menganggu angkot.

Dia pun beralasan, melintasnya BRT di Alun-Alun Purbalingga tak disosialisasikan terlebih dahulu sehingga memicu gejolak. "Karena ini tingkatannya masih uji sehingga masih ada kalkulasi lain untuk melihat atau mengalihkan rute yang lain yang tidak mengganggu angkotan kota," Sobirin menjelaskan.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Purbalingga, Heri Deviantoro mengatakan BRT adalah program baru di Purbalingga. Sebab itu, butuh koordinasi yang baik untuk seluruh pihak dan instansi terkait.

Utamanya untuk rute dan posisi halte. Dengan demikian, BRT Purwokerto-Purbalingga tak menggangu angkutan yang terlebih dahulu beroperasi di Purbalingga.

"Kita menyambut baik kesepakatan yang telah dilakukan antara Osaka dan operator BRT, dikarenakan pada kesepakatan awal alun-alun bukan merupakan rute yang dilintasi oleh BRT," ucap Heri melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin sore.

Meski berlangsung damai, unjuk rasa ratusan awak angkot ini tetap dijaga. Sejumlah polisi dan petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan tampak mengamankan unjuk rasa ini yang dipusatkan di depan Kantor Pemadam Kebakaran Purbalingga.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.