Sukses

Bung Karno Ajak Rakyat Aceh Beli Pesawat Seulawah, Tunggu Geloranya di Layar Lebar

Pada 1948, Bung Karno berpidato mengajak rakyat Aceh patungan untuk membeli pesawat Douglas DC3, yang kemudian diberi nama pesawat Seulawah.

Liputan6.com, Purwokerto - Syahdan, di satu masa, Acheh atau Aceh adalah kesultanan yang berdaulat. Pun ketika Indonesia merdeka pada 1945.

Namun, sultan dan rakyat Aceh, dengan berbagai pertimbangan matang, legawa menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menilik sejarahnya, kisah-kisah heroik dan pahlawan bermunculan dari bumi rencong ini. Sebut saja, Teuku Umar, Teungku Cik Di Tiro dan Cut Nyak Dien, adalah tiga pahlawan nasional asal Aceh yang namanya harum hingga saat ini.

Pengorbanan tokoh dan masyarakat Aceh tak berhenti di situ. Pada masa pasca-kemerdekaan, rakyat Aceh tercatat menjadi salah satu penopang bangsa yang kala itu masih rentan.

Salah satu yang hingga kini masih dikenang adalah kisah pembelian pembelian pesawat Duglas DC3, yang lantas dikenal sebagai pesawat RI-001 Seulawah atau pesawat Seulawah, cikal bakal maskapai penerbangan milik negara, Garuda Indonesia Airways.

Mereka membeli pesawat ini dengan jalan urun dana atau crowdfunding. Gotong royong rakyat Aceh ini menjadi tonggak sejarah penting bagi Indonesia di dunia penerbangan.

Kisah unik Bung Karno dengan masyarakat Aceh inilah yang kemudian akan diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film kolosal. Menariknya lagi, penggalangan dana untuk biaya pembuatan film ini pun tak ditanggung oleh seorang produser kenamaan dengan modal berlimpah, melainkan akan dikumpulkan melalui urun dana atau crowdfunding.

Sebuah perusahaan digital atau startup bidang perfilman, produserfilm.com telah berencana mewujudkan proyek film ini. Startup besutan pengusaha asal Purwokerto, Aris Wahyudi, ini hendak mewujudkan sebuah film komersial pertama yang dananya dikumpulkan secara terbuka di Indonesia.

Film ini sendiri nantinya akan berlatar dua waktu. Yakni, masa ketika penggalangan dana untuk pembelian pesawat dan kondisi maskapai Garuda Indonesia saat ini. Lantas, kenapa produserfilm.com memilih kisah yang berhubungan dengan sosok Bung Karno dalam film perdananya?

“Selain menghargai Sukarno sebagai proklamator, Bung Karno adalah pelopor crowdfunding di Indonesia,” tulis Aris dalam situs produserfilm.com, menjelaskan kisah pembelian pesawat Seulawah oleh rakyat Aceh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Crowdfunding Bung Karno hingga Urun Dana Mahathir Muhammad

Menurut Aris, pada 1948, Bung Karno berpidato mengajak rakyat Aceh untuk patungan guna membeli pesawat Douglas DC3 yang kemudian diberi nama pesawat Seulawah, dengan nomor penerbangan RI 001.

Dengan pesawat ini, maka negara Republik Indonesia yang baru lahir bisa menembus blokade ekonomi penjajah Belanda. Pesawat ini pula yang berjasa menjadi cikal bakal maskapai nasional, Garuda Indonesia Airways.

Aris berkeyakinan, patungan dana yang pernah dilakukan Bung Karno itu masih tepat digunakan hingga saat ini. Buktinya, langkah gotong royong Bung Karno ini sekarang ditiru oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, sebagai solusi untuk mengurangi utang negara.

Selain menggelorakan semangat crowdfunding Bung Karno, maka patungan membuat film Bung Karno ini juga akan semakin memberikan informasi tentang perjuangan crowdfunding Bung Karno yang selama ini terlupakan.

"Apabila tokoh dari negeri jiran saja mencontoh BK, tentu saja kita sebagai anak-anak BK perlu untuk melanjutkannya," ungkap Aris.

Aris pun mengaku terinspirasi dari langkah Presiden ke-3 RI, BJ Habibie yang menggalang dana untuk membangun pesawat R80, Lewat situs kitabisa.com. Urun dana, patungan, crowdfunding menurut dia sesuai dengan jiwa bangsa ini yang berlandaskan pada nilai kegotongroyongan.

Tak hanya itu, belasan organisasi, kelompok masyarakat atau atas nama pribadi pun membuka saluran donasi untuk mendukung penggalangan dana di saluran utama. Terkumpullah dana bervariasi antara puluhan rupiah hingga ratusan juta rupiah.

"Pak Habibie sudah menggalang lebih dari Rp 9 Miliar," ucap Aris saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/9/2018).

Aris mengemukakan, tiap orang berhak menjadi produser film ini. Caranya pun mudah dan murah, mereka cukup urun dana Rp 25 ribu lewat situs kitabisa.com/produserfilm. Dengan dana sekecil ini, warga berhak terlibat dalam film, mulai skenario, pemilihan pemeran hingga pengawasan produksi.

Dia menarget, sejak diluncurkan Rabu, 29 Agustus 2018 akan terkumpul dana sebesar Rp 25 miliar dari satu juta warga yang terlibat menjadi produser pada masa akhir penggalangan dana pada Desember 2019.

"Targetnya ada satu juta produser yang terlibat dalam pembuatan film ini," ungkap Aris menambahkan.

3 dari 3 halaman

Berapa Dana yang Sudah Terkumpul oleh Produserfilm.com?

Lantas, bagaimana respons masyarakat terhadap program produserfilm.com? Pantauan Liputan6.com di situs kitabisa.com/produserfilm Senin, 3 September 2018, pukul 22.30 WIB, atau sekitar lima hari sejak diluncurkan, baru terkumpul dan sebesar Rp 628.712.

Tentu angka ini masih amat jauh dari target Rp 25 miliar sebagai biaya pembuatan film tentang perjuangan rakyat Aceh atas ajakan Bung Karno bergotong royong. Soal ini, Aris berkilah masyarakat Indonesia, terutama Banyumas, baru akan tergerak setelah ada launching besar-besaran.

Karenanya, ia berencana menggelar jalan sehat pada 9 Desember 2018 nanti. Hadiah jalan sehat ini pun tak main-main. Aris menyebut paling besar dalam sejarah Indonesia.

"Hadiah utamanya saja lima rumah. Kemudian ada hadiah-hadiah lain," Aris menjelaskan.

Aris Wahyudi memang dikenal dengan ide-ide “gila”. Setahun lampau, Aris sempat bikin geger masyarakat Indonesia dengan meluncurkan situs nikahsirri.com yang kontroversial. Bagaimana tidak, situs ini menawarkan layanan paket nikah sirri atau nikah bawah tangan bagi yang hendak berpoligami.

Yang lebih kontroversial sang pemilik situs, Aris Wahyudi, juga menganggap keperawanan adalah aset ekonomi. Dia menganggap bahwa lelang keperawanan adalah solusi dari jerat kemiskinan.

Situs ini konon berhasil menarik ribuan masyarakat untuk bergabung hanya dalam beberapa hari. Tingkat kunjungan situsnya pun menakjubkan.

Tak lama mengudara, situs ini diblokir Kominfo. Aris pun mesti berurusan dengan penegak hukum.

"Sudah selesai kasusnya. Kata teman saya, ide saya kecepetan, masyarakat belum siap," kata Aris menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.