Sukses

Mengenal Potensi Bandotan, Obat Infeksi dan Zat Anti Bakteri

Tak disukai petani karena menjadi gulma, tumbuhan bandotan ternyata bermanfaat sebagai obat herbal yang lengkap untuk mengobati infeksi.

Liputan6.com, Purwokerto - Bagi petani, tumbuhan Bandotan sangat tak disukai. Tumbuhan bernama latin Ageratum Conyzoides Linn ini menjadi gulma bagi tanaman utama. Di kawasan Kedu, lebih dikenal dengan tumbuhan wedusan. Inilah obat herbal untuk infeksi luka.

Mengapa Bandotan tak disukai petani? Ini disebabkan bunga putih lembut yang mudah terbawa angin membuat gulma ini mudah menyebar. Tingkat perkembangbiakannya pun tinggi dengan pertumbuhan yang cepat. Sebab itu, gulma ini sulit diberantas.

Namun, bagi petani organik, sebenarnya Bandotan memiliki manfaat sebagai pestisida nabati. Daunnya ditumbuk dan disemprotkan ke tanaman sebagai penolak (Repellent), dan penghambat perkembangan serangga.

Baru-baru ini, sejumlah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto juga menemukan manfaat lain tumbuhan Bandotan. Ekstrak tumbuhan bandotan ternyata bermanfaat sebagai obat herbal luka yang lengkap.

Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Meylani Permata Saputri menerangkan, penelitian ini berawal dari banyaknya kasus luka yang lantas terinfeksi bakteri. Seringkali, luka yang terinfeksi menimbulkan peradangan dan memicu bahaya sekunder.

Masalahnya, luka infeksi tak bisa diobati dengan satu obat sekaligus. Jarang ditemui ada obat kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri sekaligus antiinflamasi atau peradangan. Sebab, obat harus mengandung beberapa senyawa sekaligus. Padahal, konsumsi obat kimia sintetik berlebihan memiliki efek samping yang berbahaya.

Di sisi lain, ternyata senyawa metabolik sekunder, seperti Flavanoid, Alkaloid, dan Saponin yang merupakan senyawa antibakteri dan antiinflamasi terdapat dalam tumbuhan bandotan. Sebab itu, tanaman ini sangat bernilai sebagai sumber obat herbal.

"Bandotan yang banyak jumlahnya belum banyak dimanfaatkan," kata Meylani melalui keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Kamis, 30 Agustus 2018.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Simak video menarik berikut di bawah:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Bandotan

Meylani mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan Bandotan memiliki aktivitas antibakteri. Indikasi ini ditangkap  dengan adanya daerah zona hambat di sekitar Paper disk.

Selain memiliki aktivitas antibakteri, ekstrak daun bandotan juga memiliki aktivitas antiinflamasi yang ditunjukan dengan kemampuan ekstrak daun bandotan dalam menurunkan peradangan pada kaki tikus. Penelitian uji antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan 30 tikus putih jenis galur Wistar yang diinjeksi karagenan sebesar satu persen.

Pengukuran edema dilakukan setelah dan sebelum injeksi dengan interval waktu 30 menit selama 5 jam.

"Sehingga dari hasil penelitian kami menunjukan bahwa tumbuhan bandotan berpotensi sebagai zat antibakteri dan antiinflamasi," kata Meylani.

Kepala Humas Unsoed, Alief Enstein berharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat Bandotan yang sebelumnya hanya dianggap sebagai gulma. Penelitian ini juga berpotensi dikembangkan untuk menciptakan obat antibakteri dan antiinflamasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.