Sukses

Hikayat Kelengkeng Jomblo dari Gua Sunyaragi Cirebon

Usia pohon klengkeng tersebut diperkirakan 400 tahun, atau bersamaan dengan dibangunnya Gua Sunyaragi Cirebon.

Liputan6.com, Cirebon - Taman Air Gua Sunyaragi merupakan salah satu situs peninggalan bersejarah Cirebon. Berusia sekitar 400 tahun, situs bersejarah itu jadi salah satu primadona objek wisata yang dikunjungi wisatawan. Pengunjung bisa menikmati kemegahan puluhan gua karya para leluhur Cirebon.

Seluruh gua yang ada di situs tersebut memiliki sejarah dan makna filosofi. Namun, ada satu yang tak kalah menarik dari gua-gua yang ada di dalam situs ini.

Itu adalah pohon klengkeng. Pohon tersebut disinyalir memiliki usia yang sama dengan berdirinya Gua Sunyaragi Cirebon.

Pohon tersebut berdiri sendiri di samping situs Tiongkok Gua Sunyaragi Cirebon. Yang menarik, pohon tersebut di bagian bawahnya sudah keropos dan tinggal kulitnya. Namun, jika menengadah ke atas, batang pohon masih kokoh dan dedaunannya juga rindang.

"Kami topang bawahnya dengan beton agar tidak tumbang karena pohon ini saksi bisu perkembangan sejarah Cirebon di Gua Sunyaragi," kata pengelola Gua Sunyaragi Cirebon Jajat Sudrajat, Kamis (30/8/2018).

Menurut dia, pohon kelengkeng tersebut menjadi salah satu ikon Gua Sunyaragi. Bahkan, belakangan pohon tersebut mendapat julukan Klengkeng Jomblo. Tidak sedikit pengunjung berfoto dan menjadikan batang pohon yang keropos sebagai latar belakangnya.

"Katanya pohon klengkeng itu bisa berbuah bila ditanam lebih dari satu pohon. Tetapi di sini hanya ada satu, dan suka dibilang klengkeng lanang," sebut dia.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keunikan

Dia menjelaskan, keunikan pohon tersebut terletak pada bentuknya yang berkelok-kelok, serta batang pohon tinggal kulit di bawahnya, tapi di atasnya masih utuh.

Berdasarkan catatan, pohon tersebut sudah ada sejak tahun 1604. Dia menyebutkan, dahulu terdapat empat pohon yang ditanam di Gua Sunyaragi. Namun, dua di antaranya terpaksa ditebang karena berpotensi mengganggu atau merusak situs bersejarah yang ada di Gua Sunyaragi.

"Pohon gambir, tanjung, karena berdiri di atas Gua Langse dan Kamar Panembahan terpaksa ditebang. Dan satu lagi pohon atau bambu kuning yang daun mudanya menjadi makanan panda," kata Jajat Sudrajat.

Keunikan lain dari pohon tersebut adalah sepanjang tahun daun pohon klengkeng jomblo tidak pernah kering, walaupun kemarau panjang. Kemudian pohon itu pun tidak pernah berbuah sejak pertama kali ditanam pada beberapa abad lalu.

Dua dahan pohon klengkeng jomblo telah dipotong setelah diijinkan Sultan Sepuh XIII Pangeran Raja Adipati Maulana Pakuningrat sebagai upaya penyelamatan pohon yang sudah berusia ratusan itu. Alasan pemotongan adalah kekhawatiran bebannya berat. Apalagi bagian bawah pohon tinggal kulit.

"Maka, bagian dahan yang ke utara dan barat dipotong dan ditopang dengan beton yang dimodifikasi bentuknya seperti pohon," ungkapnya.

Dia menjelaskan, keberadaan pohon klengkeng ini menyiratkan sebagai tempat para pembesar atau bangsawan. Selain itu, buahnya pun khas buah kerajaan, sehingga tidak sembarang orang bisa menikmatinya.

"Simbol bahwa ciri kekuasaan atau pemerintah itu hanya satu," kata Jajat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.