Sukses

Kronologi Bentrok Berdarah Warga di Kupang Tengah

Bentrok antar warga eks Timor-Timur di Desa Oebelo vs Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT menelan korban jiwa.

Liputan6.com, Kupang - Bentrok antar warga eks Timor-Timur di Desa Oebelo vs Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Tengah menelan korban jiwa.

Hingga saat ini dua korban dinyatakan tewas dan sembilan mengalami luka-luka. Bentrok pertama terjadi pada Kamis (23/8/2018). Bentrok itu menewaskan, Adensio Da Cruz (21), warga Desa Oebelo.

Kematian Adensio berbuntut panjang. Tak terima rekannya dibunuh, warga desa Oebelo pun melakukan penyerangan balasan hingga menewaskan Kamarudin (60) warga desa Tanah Merah, Jumat (24/8/2018) sekitar pukul 14.00 wita. Selain Kamarudin, Baltasar Ndun (60) juga terkena senjata tajam.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Jules Abast mengatakan, bentrok berdarah itu berawal sekitar pukul 24.00 Wita, sekelompok warga eks Tim-Tim menuju desa Tanah Merah.

Dalam perjalanan, sekelompok warga eks Tim-Tim bertemu dengan korban dan beberapa warga lainnya sedang memotong pohon. Sekelompok warga itu kemudian langsung melakukan penyerangan. Beberapa rekan korban memilih kabur menyelamatkan diri. Alhasil, korban dan rekannya dianiaya menggunakan senjata tajam.

"Mereka menggunakan parang," kata Kombes Jules.

Dia menjelaskan, korban tewas bekerja sebagai tukang potong kayu di desa Tanah Merah. Sementara korban Baltasar Ndun seorang petani. Dia mengalami luka bacok pada punggung bagian belakang.

"Korban saat ini dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang," katanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Bentrokan

Bentrok ini merupakan bentrok susalan. Sebelumnya pada Kamis (23/8/2018) dua warga ini saling serang menggunakan senjata tajam hingga satu tewas.  Korban tewas bernama Adensio Da Cruz (21), warga Desa Oebelo. 

Kakak kandung korban, Aderito Da Cruz mengatakan, korban tewas terkena peluru senapan angin.  "Satu di leher dan satu persis di dada," kata Aderito kepada Liputan6.com, Jumat (24/8/2018). 

Sebelum korban dilarikan ke RS Naibonat, kata Aderito, korban sempat mendapat perawatan di Puskesmas Oebelo. Dia juga mengaku keluarga menolak otopsi karena bertentangan dengan tradisi warga eks Timor-Timur. 

Kapolres Kupang, AKBP Indera Gunawan mengatakan, satu warga dinyatakan tewas dalam bentrok susulan, Jumat (24/8/20180).

"Iya hari ini kembali bentrok dan ada satu lagi korban meninggal dunia yang diketahui atas nama Kamarudin (60) sementara korban luka satu orang atas nama Baltasar Ndun," kata Indera kepada Liputan6.com, Jumat (24/8/2018). 

Dia mengatakan, insiden berdarah tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Korban meninggal dan luka saat ini dilarikan ke RS Bayangkara Kupang. 

Dia mengatakan, penyerangan dari kelompok warga desa Oebelo itu di lokasi yang tidak dijaga petugas karena petugas melakukan penjagaan di lokasi konflik pertama.

Saat ini suasana kembali kondusif setelah ada bantuan penambahan personil dari Polres Kupang Kota, Polda NTT dan TNI.

"Suasana sementara ini sudah kondusif dengan menambah 450 personil gabungan TNI dan Polri," imbuh Indera.

Menurut Indera, jajaran Polres Kupang masih mendalami penyebab terjadinya bentrokan warga Desa Tanah Merah itu. Pasalnya, banyak isu yang menyebar perihal pemicu bentrokan.

"Ada yang mengatakan karena masalah ternak dan ada juga mengatakan masalah tanah. Jadi masih simpang siur sehingga belum bisa diketahui akar persoalanya," ujar Kapolres.

Ia mengatakan, Kepolisian belum menetapkan tersangka dalam peristiwa bentrokan yang terjadi antar-warga eks-Timtim dan warga lokal di Kupang Tengah itu karena masih fokus mengendalikan situasi keamanan di lokasi kejadian. Kendati demikian kata Indera, proses penyelidikan tetap akan dilakukan untuk kepentingan penegakan hukum.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.