Sukses

Ketika Puntung Rokok Bikin Balita di Sukabumi Jadi Pemarah

Balita di Sukabumi itu sering menemukan puntung rokok di sekitar rumah yang memang membuka warung.

Liputan6.com, Sukabumi - Tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memberi perhatian khusus terhadap RAP, balita berusia 2,5 tahun yang kecanduan merokok. Pasalnya, perilaku balita asal Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi itu, berubah jadi pemarah.

Kepala Desa Tenjojaya, Jamaludin Azis mengungkapkan, RAP sudah kecanduan merokok sejak dua bulan lalu. Dari penelusuran pihaknya, balita RAP awalnya seringkali menemukan puntung rokok, baik yang masih menyala atau mati. Diduga, balita RAP diam-diam mengisap puntung rokok yang ditemukan.

"Awalnya dari puntung. Tapi kayanya belum kecanduan parah. Orangtuanya kan buka warung," kata Azis ditemui di kantornya, Sukabumi, Kamis (23/8/2018).

Azis melanjutkan, kedua orangtua balita pun kaget saat balita RAP marah-marah meminta rokok. "Ke sini-ke sini suka ngamuk minta rokok," ujar Azis.

Ibu RAP, Maryati menambahkan, anaknya seringkali marah-marah saat pagi hari. Dia mengaku bingung dan tidak jarang mengalah untuk meredam marah RAP.

"Biasanya kalau pagi, saya mau ke pasar, anak saya minta rokok," ungkap Maryati.

Perlahan tapi pasti, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi bersama tim kesehatan Desa Tenjojaya berhasil mengubah kebiasaan balita RAP.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bungkus Seram Rokok

Bidan Desa Tenjojaya, Sulistiawati mengatakan, RAP kini tak lagi merokok. Petugas menakut-nakutinya dengan pamflet sosialisasi antirokok yang memuat gambar-gambar menyeramkan.

"Gambar dampak ketika merokok. Seperti kondisi mata, tenggorokan bolong, pokoknya semuanya. Sampai gambar dampak ke kaki," kata Sulistiawati kepada Liputan6.com.

Petugas juga meminta orang tua RAP melakukan hal yang sama setiap RAP meminta rokok. Petugas memberi beberapa lembar pamflet kepada orangtua. Selain melalui gambar menyeramkan, petugas juga memberi RAP makanan tambahan, susu formula, dan mainan.

"Dari orangtuanya, RAP sudah tidak merokok. Tangannya juga nggak bau rokok. Kami juga meminta kepada orang-orang di lingkunganya, kalau merokok jangan sampai dihadapan anak-anak," tutur Sulistiawati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.