Sukses

Rekonsiliasi Kraton Solo Buntu, Raja Menolak Bertemu Adik Kandungnya

Gusti Moeng menuduh ada dua pembisik di sekitar raja Paku Buwono XIII yang meras gerah kalau ia bertemu kakak kandungnya.

Surakarta - Di sela keluarnya dua gunungan, jaler dan estri, di Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, saat peringatan Hari Raya Idul Adha atau upacara adat Grebeg Besar, Rabu, 22 Agustus 2018 terjadi insiden yang menarik perhatian kerabat kraton peninggalan Dinasti Mataram. 

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Kasunanan Surakarta GKR Koes Moertiyah Wandansari yang selama ini berseberangan dengan Raja Kraton Surakarta ISKS Pakoe Boewono XIII tiba-tiba nyelonong seorang diri masuk ke ndalem Keputren Kraton. Ndalem keputren adalah sebuah wilayah Kraton yang selama konflik dijadikan kawasan steril terutama bagi kelompok Dewan Adat.

Polisi yang berdatangan berupaya memfasilitasi pertemuan dua bersaudara (GKR Koes Moertiyah dengan PB XIII Hangabehi.Red) , namun gagal karena PB XIII menolak untuk bertemu.

GKR Koes Moertiyah kepada krjogja.com mengatakan, awalnya ia berupaya menyelesaikan suasana konflik dua kubu di dalam kraton Surakarta, LDA yang berisi sentana dalem PB XII dengan trah dari PB II hingga PB XI dengan kubu PB XIII Hangabehi. 

"Beliau (PB XIII Hangabehi.Red) itu  kakak kandung saya dan yang menobatkan menjadi raja adalah LDA. Nach sekarang pemerintah mendorong agar konflik yang menyangkut keluarga diselesaikan secara internal, maka saya harus bertemu  dengan raja PB XIII," kata Gusti Moeng panggilan akrab GKR Koes Moertiyah itu.

Namun sayang, meski sudah berada di ndalem keputren yang berdekatan dengan lokasi tempat bersemayam raja PB XIII yakni di Sasana Putra, PB XIII menolak untuk bertemu dengan dirinya yang nota bene adik kandung raja PB XIII. 

"Saya tahu ada dua oknum di sekeliling raja PB XIII yang tidak rela kalau saya bisa bersilaturahmi dan rukun kembali dengan kakak saya PB XIII," kata Gusti Moeng tanpa menyebut oknum yang dimaksud.

Sementara itu prosesi Grebeg Besar di kraton Surakarta , Rabu (22/8/2018) tidak terpengaruh dengan gagalnya pertemuan dua bersaudara yang sama-sama putra Sinuhun PB XII dari istri selir KRAy Pradapaningrum. Prosesi Grebeg Besar tetap  digelar untuk menandai puncak peringatan Idul Adha pada 10 Dzulhijah, atau 10 Besar dalam penanggalan Jawa.

Pengageng parentah Kraton Surakarta KGPH Dipo Koesoemo memberangkatkan dua gunungan terdiri dari Gunungan Estri (wanita) yang berisi rengginang, onde-onde Ceplus, dan nasi lengkap dengan lauk pauknya. Sedangkan Gunungan Jaler (laki-laki) berisi sayur-sayuran seperti kacang panjang, wortel, dan cabai.

Dua gunungan dalam tradisi Grebeg Besar itu kemudian dikirab dari Kraton Surakarta menuju ke Masjid Agung Surakarta. Rute kirab dari Kori Kamandungan Lor - Jalan Supit Urang - Alun-alun Utara Kraton Surakarta hingga berakhir ke Masjid Agung Surakarta.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Ikuti berita menarik lainnya dari krjogja.com di tautan ini.

Simak video menarik berikut di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.