Sukses

Pagi Danau Weekuri, Surga di Pelosok Sumba

Orang bisa mengapung tanpa harus menggunakan pelampung dalam waktu cukup lama. Bisa pula melihat danau dan laut lepas sekaligus dari satu titik ketinggian di antara bebatuan karang.

Liputan6.com, Kupang - Ternyata masih banyak lokasi wisata tersembunyi di Ibu pertiwi. Seperti wisata danau Weekuri di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Letaknya yang terpencil, nama Danau Weekuri pun tidak akrab di telinga wisatawan. Asing maupun domestik.

Danau Weekuri terletak di Desa Moromanduyo, Kecamatan Kodi Utara, sekitar 60 kilometer utara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Nama Weekuri berasal dari bahasa Sumba yang berarti air percikan. Sebutan ini karena danau Weekuri terbentuk dari percikan air laut yang menembus batu karang sehingga membentuk laguna tersendiri. Oleh karena itu Danau Weekuri merupakan danau air asin.

Di lokasi, pengunjung dapat menyaksikan danau dan laut lepas sekaligus dari satu titik ketinggian di antara bebatuan karang. Di Weekuri pula, pengunjung bisa menyaksikan hempasan gelombang laut yang memecah karang, buih-buihnya menerobos terowongan dan sela-sela karang membentuk danau nan hijau.

Seperti dilansir dari Antara, Senin 20 Agustus 2018, di danau Weekuri, pengunjung bisa bermandi ria dan berenang sepuas-puasnya. Karena kadar garamnya tinggi, orang pun bisa mengapung tanpa harus menggunakan pelampung dalam waktu cukup lama.

Warga sekitar, Oktavianus Dadu, mengatakan, bagi yang kurang pandai berenang tak perlu khawatir. Sebab warga sekitar juga menyiapkan ban mobil untuk berenang tanpa mematok harga.

"Orang di desa ini menyebutnya danau air asin karena airnya berasal dari air laut yang masuk melalui lubang-lubang batu karang yang memisahkan laut dengan danau," ucap dia.

Danau Weekuri juga dikelilingi batuan cantik yang sering dijadikan tempat berteduh. Ada pula batuan gua yang membentuk bundaran seolah melindungi danau itu dari hempasan gelombang laut. Batuan gua yang berbentuk oval dengan panjang sekitar 150 meter dan lebar 50 meter itu membuat danau lebih tenang dan tidak berombak.

Keindahan tidak berhenti disitu. Beberapa titik air di Danau Weekuri memiliki gradasi warna yang cantik. Ada yang berwarna biru, kehijauan, hingga putih yang berasal dari pantulan dasar danau.

Dadu melanjutkan, kedalaman danau Weekuri berkisar 30 centimeter hingga 2,5 meter. Tapi, saat air sedang pasang kedalaman danau bisa mencapai lima meter. Dia menyarankan, yang ingin mengunjungi danau sebaiknya mulai pukul 16.00 Wita hingga menjelang sore.

"Itu adalah waktu yang paling tepat karena anda bisa melihat air danau yang sangat biru dari pantulan sinar matahari yang telah bergerak ke barat dan melihat pemandangan 'sunset' (matahari terbenam)," kata dia.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Akses Jalan

Menuju ke lokasi pengunjung harus menempuh perjalanan selama sekitar 1,5 hingga dua jam dari Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak ada transportasi umum, sehingga harus sewa mobil Rp 800 ribu untuk satu hari penuh. Itu dilakukan karena belum ada akses transportasi umum menuju lokasi itu.

Bisa memilih jalan tengah trans Weetabula-Kodi Utara atau jalan pantai utara (pantura) yang sebagian besarnya sudah beraspal hotmix. Jalan pantura NTT ini juga langsung menuju Bandara Tambolaka, sehingga memudahkan wisatawan yang berkeinginan langsung kembali ke Pulau Jawa atau Bali setelah menikmati keindahan Danau Weekuri.

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat sejak 2016 mulai menata kawasan wisata ini bertahap, dengan membangun jembatan kayu agar wisatawan bisa menikmati pemandangan ke danau sekaligus ke lautan lepas sambil berswafoto dari ketinggian.

Ada juga tempat khusus bagi perenang yang mau melompat dari ketingian ke danau itu, selain membangun jalan rabat beton dan beberapa "lopo" dan rumah ganti serta rumah penjaga. Pembangunan sejumlah fasilitas tersebut merupakan bagian komitmen pemerintah untuk menaikkan minat wisatawan untuk berkunjung. Meski begitu, saat ini para pengunjung tidak dipungut biaya.

Yustinus YK Lay, penjaga danau itu, mengatakan tidak menetapkan tarif, baik orang maupun kendaraan, yang masuk kawasan wisata itu. Akan tetapi, wisatawan diberi kesempatan sukarela untuk memberikan biaya masuk objek tersebut.

Simak video menarik berikut di bawah :

3 dari 3 halaman

Tiket Ikhlas

Menariknya, tak ada harga tiket yang dipatok. Ini terjadi karena belum ada peraturan daerah (perda) tentang retribusi masuk kawasan danau.

"Terserah pengunjung saja. Ada yang bayar Rp 5.000,-  ada pula yang membayar Rp 20 ribu. Tak sedikit yang tak membayar," katanya.

Damianus Dengi Wungo, petugas dari Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya berharap, pemerintah dan DPRD segera menerbitkan peraturan daerah tentang retribusi kawasan wisata itu. Saat ini, pemerintah masih berupaya membenahi kawasan wisata itu.

Pembangunan pelataran parkir dan bangunan untuk wisata kuliner juga masih dalam proses. Pembangunan ini dilakukan bertahap karena memang butuh anggaran cukup besar. Fasilitas pendukung yang mendesak adalah penyediaan air bersih, penerangan, dan akses telekomunikasi ke kawasan itu. 

Dalam keterbatasan itu, jumlah kunjungan wisatawan sudah cukup tinggi. Rata-rata 75-100 orang per hari. Jumlah ini meningkat menjadi 300-400 orang pada hari libur panjang.

"Saya bertugas di Weekuri bersama anak-anak. Kami mencatat keluhan pengunjung, seperti air bersih, penerangan, dan juga jaringan seluler," katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.