Sukses

ITB Kirim Instalasi Pengolahan Air Keliling bagi Korban Gempa Lombok

Instalasi Pengolahan Air keliling dari ITB bakal ditempatkan di saluran irigasi di Lombok Utara.

Liputan6.com, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan bantuan berupa alat Instalasi Pengolahan Air (IPA) keliling untuk korban bencana gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat. Alat tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat Lombok yang kesulitan air bersih.

IPA keliling tersebut mampu memproduksi air bersih berkapasitas 5 liter per detik atau 18 ribu liter per jam. Alat tersebut bisa memenuhi kebutuhan air minum, MCK untuk 500 kepala keluarga atau setara dengan dua ribu orang dalam keadaan normal. Jika dalam keadaan darurat atau bencana, bisa untuk memenuhi 4 ribu-5 ribu orang.

"IPA mobile 5 liter per detik ini dirancang untuk kebutuhan penduduk yang belum memperoleh layanan PDAM, dengan sumber air baku sungai, danau, situ, atau embung," kata Bagus Budiwantoro dari Kelompok Keahlian Perancangan Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Senin, 20 Agustus 2018.

Pengiriman alat tersebut merupakan hasil kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITB, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Yayasan Solidarity Forever, dan PT. Tekno Mas Tirta selaku pemilik IPA keliling tersebut.

Pengiriman alat tersebut dilakukan pada Jumat, 17 Agustus 2018, diangkut memakai truk melalui jalur darat lalu. Setelah tiba di Tanjung Priok, kapal akan berangkat langsung ke Lombok.

Rencananya truk akan tiba di Lombok pada Rabu, 22 Agustus 2018. ITB juga mengirim satu truk lagi untuk keperluan di sana.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditempatkan di Lombok Utara

IPA keliling akan ditempatkan di saluran irigasi hulu sungai di Kabupaten Lombok Utara karena merupakan lokasi kerusakan terparah akibat gempa. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Satker Bencana Lombok untuk penempatan alat tersebut.

Hasil produksi air akan disalurkan melalui 17 mobil tangki ke posko-posko pengungsian. Alat tersebut mampu mengolah air baku, yakni air tawar, air danau, air sungai dan lain sebagainya sesuai dengan PPRI Nomor 82 Tahun 2001. Air hasil olahan adalah air minum sesuai dengan Permenkes RI No 492/Menkes/SK/IV/2010.

Tetapi karena akan disalurkan melalui mobil tangki atau jeriken atau peralatan lainnya yang tidak dijamin higienis, sebaiknya tetap dimasak dahulu sebelum diminum.

"IPA mobile sesuai dengan namanya dapat berpindah-pindah tempat dan dirancang untuk daerah kesulitan air dan darurat. Alat ini dirancang bersama oleh tim dari Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Sipil dan Teknik Penerbangan," kata Bagus.

Rencananya, alat tersebut akan tetap berada di Lombok sampai dicabut status tanggap darurat oleh pemerintah. Dia berharap alat tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Lombok untuk kebutuhan air bersih.

"Semoga alat tersebut bermanfaat berkah dan menjadi ladang amal untuk kita semua khususnya civitas akademika ITB," harapnya.

Seperti diketahui, minimnya air bersih dan sarana mandi cuci kakus (MCK) menjadi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Lombok. Mereka yang rumahnya sudah hancur dan tinggal di tenda-tenda darurat harus mencari air ke lokasi yang jauh.

Ditambah lagi, kondisi kekeringan kini tengah terjadi seperti di Kabupaten Lombok Utara dan Barat bagian utara yang mayoritas berada di pegunungan. Sumur-sumur menjadi dangkal karena getaran gempa menyebabkan sumurnya runtuh sehingga tertutupi pasir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.