Sukses

Kena Razia Imigrasi, Kru Kapal Asing Diberi Hadiah?

Nahkoda dua kapal asing tegang ketika mendapati anak buahnya menjadi sasaran operasi.

Liputan6.com, Nipah - Perairan Sambu dan Nipah di provinsi kepulauan Riau, adalah jalur yang selalu dilintasi kapal asing. Bersentuhan langsung  dengan Negeri tetangga Singapura dan Malaysia. Ini juga jalur favorit pelanggaran tapal batas. Petugas imigrasi harus rajin berpatroli.

Seperti saat peringatan Hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia, petugas imigrasi  Belakang Padang mendapati 2 Kapal Asing MV Senna berbendera Thaliand dan MV Aquamarine Progres berbendera Singapura. Dua kapal berbendera asing itu sedang lego Jangkar di Pulau Nipah.

"Kami mendapatkan laporan ada  kapal asing sedang berlabuh di Pulau Nipah," kata Washono Kepala Seksi  Pengawasan,  Penindakan Imigrasi Kelas II Belakang Padang, Batam Jumat, 17 Agustus 2018. 

Petugas imigrasi langsung mengecheck kelengkapan dokumen pelayaran. Wajah dan suara tegas mereka menciutkan nyali para kru kapal asing itu.

"Tunjukkan semua paspor kru dan nakhoda. Begitu juga dengan surat-surat kapal ini," kata Ardhiles salah satu petugas imigrasi.

Nakhoda MV Senna itu pun sempat menyampaikan bahwa dokumen mereka semua lengkap termasuk izin berlabuh di perairan Indonesia. Paspor dan dokumen pelayaran serta daftar kru semua diserahkan. Tak mau kecolongan petugas imigrasi memeriksa detail satu per satu.

Wajah-wajah tegang dan hening menyelimuti para kru kapal asing. Apalagi seluruh dokumen dibaca dan diteliti detail.

"Mana yang bernama Gansomdee, kok paspornya ditulis 17 Agustus?" tanya petugas.

Nahkoda bingung. Ia khawatir kalau ada kesalahan dari kru kapal. Maka dipanggillah orang itu.  

"Ini orangnya yang lahir pada 17 Agustus, pak," kata sang Nakhoda sambil menunjukan salah satu kru kapal asing itu kepada petugas Imigrasi.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tegang dan Gembira

Tak disangka, Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Belakang Padang Warsono justru menyalami dan memberi kado. Tak lupa juga bendera merah putih diserahkan kepada Gansomdee, kru kapal yang berulang tahun tersebut.

"Semua menyanyikan lagu Happy Birthday," kata Warsono.

Lagu dinyanyikan bersama-sama. Suasana tegang itu berubah gembira.

"Kedatangan kami ke sini, untuk sama-sama merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke 73. Kado yang diberikan ini untuk merayakan ulang tahun rekan kita di kapal ini sekaligus ulang tahun Indonesia," kata Washono kepada nakhoda dan ABK kapal.

Hal serupa juga dilakukan Imigrasi Belakang Padang kepada MV Aquamarine Progres berbedera Singapura.  Nakhoda dan kru kapal pun awalnya tidak mau menurunkan tangga agar petugas bisa naik ke atas kapal. Setelah diberitahu, kalau ada pemeriksaan rutin dari Imigrasi, baru semua rombongan yang ikut diperbolehkan naik ke atas kapal.

Sejumlah kru kapal pun mengarahkan petugas Imigrasi masuk ke dalam dek kapal.

 

3 dari 3 halaman

Warga India

Semua paspor dan dokumen pelayaran diserahkan kepada petugas Imigrasi untuk diperiksa. Nahkoda kapal dibuat bingung karena pertanyaan dari petugas imigrasi adalah siapa yang lahir pada bulan Agustus.

Pulkit Kurana, warga India langsung menunjukkan jarinya dan mendekati petugas dengan kepala menunduk. Rupanya ia siap menerima hukuman apapun.

Tapi yang didapat adalah kekagetan. Karena saat berdekatan dengan petugas, ia justru diberi kado dan juga bendera merah putih.

"Selamat ulang tahun ya. Kami kesini juga untuk sama-sama memperingati ulang tahun kemerdekaan ke - 73 Republik Indonesia," kata Warsono Kasi Wasdakim Imigrasi Belakang Padang.

Menurut Warsono kegiatan ini adalah salah satu cara peringatan HUT ke-73 RI di wilayah perbatasan. Mereka mendatangi kapal-kapal asing yang berlabuh di tengah laut, untuk mengajak merayakan hari kemerdekaan bersama-sama.

"Tentu juga sambil mengawasi pergerakan orang asing. Dengan cara ini operasi menjadi humanis dan bisa memberikan kesan berbeda. Ke depan, diharapkan pelintas perbatasan makin taat aturan dan menghormati kedaulatan kita," kata Warsono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.