Sukses

Idul Adha dan Senjakala Pasar Kambing Legendaris Cilacap

Pasar Kambing Karangpucung disebut sebagai yang terbesar di area Cilacap

Liputan6.com, Cilacap - Hari Raya Idul Adha ditandai dengan meningkatnya lalu lintas hewan kurban antar daerah, terutama sapi dan kambing kurban. Transaksi di pasar-pasar hewan pun meningkat antara sebulan hingga beberapa hari sebelum hari raya tiba.

Pasar Kambing Karangpucung disebut sebagai yang terbesar di area Cilacap, Banyumas dan beberapa wilayah lain di Jawa Tengah bagian barat. Letaknya yang dekat dengan perbatasan Jawa Barat dan tentu, Jakarta memungkinkan pasar ini menjadi tempat bertemunya pedagang dari berbagai daerah.

Sejak puluhan tahun lalu, pasar ini menjadi pasar rujukan harga. Pedagang dari Jakarta mendatangi pasar untuk memperoleh kambing-kambing kurban terbaik yang berasal dari berbagai daerah di Cilacap dan Jawa Tengah.

Letak pasar yang dekat dengan jalan nasional lintas selatan (JLS) Jawa Tengah memudahkannya untuk diakses siapa saja. Ia pun melegenda menjadi pasar untuk mencari kambing jenis apa saja. Mulai kambing Jawa Randu, Etawa, domba Garut hingga Jawa kacang bisa ditemui di pasar ini.

Tak berbeda dengan pasar hewan lainnya, menjelang Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah ini, terjadi peningkatan jumlah transaksi. Namun, peningkatannya tak sedrastis dua atau tiga tahun lalu.

Peningkatan jumlah kiriman kambing berbagai jenis, termasuk kambing kurban pada puncak pasaran menjelang Idul Adha hanya 10 persen dari hari pasaran normal. Angka ini menurun jauh dibanding beberapa tahun sebelumnya.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasar Tak Lagi Jadi Tempat Utama Transaksi Hewan Kurban

Kepala Pasar Kambing Pasar Karangpucung, Tarsono menuturkan kondisi ini dipengaruhi perubahan model transaksi jual beli kambing yang semula terpusat di pasar kemudian berubah langsung ke pedesaan. Beberapa tahun yang lalu, pasar masih menjadi pusat seluruh transaksi.

Namun kini, pedagang dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya memiliki kaki tangan di pedesaan. Mereka berburu langsung ke desa-desa dengan kontak lokalnya. Pengiriman pun dilakukan langsung dari desa.

"Mencarinya langsung ke desa. Jadi kambingnya tidak ke pasar dulu," dia menjelaskan, Minggu, 19 Agustus 2018.

Setahun lalu, kambing kurban yang dikirimkan ke Jakarta dan kota besar sisi barat pulau Jawa berada di kisaran 10 ribu ekor. Namun kini, terhitung sebulan sebelum Idul Adha, jumlah kiriman baru berjumlah sekitar 3.600-an ekor.

"Menghitungnya mudah. Tiap pasaran yang terkirim berapa truk dan berapa L300. Kalau truk 75 ekor masuk. Kalau L300 paling 50 ekor," dia menjelaskan.

Bahkan, menurut dia, banyak pula pedagang kambing besar dari Jakarta yang berinvestasi di pedesaan. Mereka menitipkan ratusan ekor kambing jantan remaja kepada petani. Pedagang kambing tingkat desa biasanya yang mengkoordinasikan, termasuk biaya pemeliharaan per bulan.

Jumlahnya tak main-main, jumlah seluruh kambing jantan milik satu pedagang bisa berkisar puluhan hingga ratusan ekor. Kambing-kambing ini tersebar merata di pedesaan yang memiliki sumber pakan berlimpah.

Keuntungan bagi pedagang, mereka tak perlu lagi berebut hewan kurban menjelang Idul Adha. Harga kambing pun tetap rendah lantaran dibeli jauh-jauh hari. Angkanya pun sudah pasti.

Sebaliknya, mereka bisa menjualnya dengan harga selangit, layaknya harga hewan kurban yang naik drastis menjelang hari raya Idul Adha.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.