Sukses

Autokritik Anak Muda Gereja tentang Kemerdekaan

Anak-anak muda itu mengkritik perilakunya sendiri dalam mengisi kemerdekaan.

Liputan6.com, Kutoarjo - Misa kemerdekaan malam 17 Agustus 2018 di Paroki St Yohanes Rasul Kutoarjo didominasi anak-anak muda generasi milenial. Setiap tahun gereja Katolik itu menggelar misa kemerdekaan, tapi kali ini rasa milenial sangat terasa.

"katanya sudah merdeka, rukun dengan tetangga saja tidak bisa / katanya sudah merdeka , patuh pada aturan saja tidak bisa / katanya sudah merdeka, ke Gereja masih saja terlambat / katanya sudah merdeka…//

Kutipan puisi ini dibacakan anak muda generasi milenial, Nathasya. Suaranya jernih dan bersemangat. Tepat untuk membuka renungan kemerdekaan yang dipimpin Romo Matheus Widyolestari MSC ini.

"Jika pada perayaan Natal atau Paskah gereja penuh, itu sangat biasa. Tapi ini perayaan ekaristi, daya tampung gereja sekitar 500 orang jadi terasa penuh," kata Romo Widyo kepada Liputan6.com, Jumat (17/8/2018).

Paroki St Yohanes Rasul Kutoarjo seakan ingin menegaskan keberpihakan mereka pada nasionalisme dan NKRI. Dalam setiap momentum, selalu digunakan untuk menyuarakan pentingnya nasionalisme, pluralisme, dan penghormatan hak-hak makhluk hidup. Juga momentum peringatan kemerdekaan kali ini.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video menarik pilihan berikut di bawah :

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awas Penyalahgunaan Kemerdekaan

Sebelum misa dimulai, dibacakan teks Proklamasi oleh Ismantyo, teks Pancasila oleh Yudono dan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Romo Widyo menuturkan tema misa kemerdekaan adalah "Jadi orang merdeka dan bukan menyalahgunakan kemerdekaan."

"Ada yang menyalahgunakan kemerdekaan untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka," kata Romo Widyo.

Kaum muda yang memadati gereja diajak mengisi kemerdekaan dengan memperlakukan kemerdekaan sebagai panggilan tugas. Tugas utamanya memperjuangkan negara yang bermartabat, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

"Sangat seru bareng anak-anak muda itu. Mereka bersemangat, kritis, cerdas dan tak antikritik. Bahkan mereka juga mengoreksi dirinya sendiri," kata Romo Widyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.