Sukses

Hiruk Pikuk di Posko Induk Bencana Gempa Lombok Utara

Dalam gempa susulan berkekuatan 6,2 SR di Lombok itu, 91 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan rusak, tak terkecuali di area Posko Induk Bencana Gempa Lombok Utara.

Liputan6.com, Mataram - Gempa susulan tersebut membuat suasana panik di Rumah Sakit Lapangan Tanjung, sekaligus Posko Induk Bencana Gempa Kabupaten Lombok Utara. Tembok Koramil Tanjung yang dijadikan dapur umum roboh sepanjang tiga meter.

Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mengimbau masyarakat yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), agar tetap waspada terhadap gempa susulan.

"Kami mengharapkan masyarakat tenang, namun tetap waspada. Karena masih ada gempa susulan seperti tadi (6,2 SR)," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dilansir Antara, Kamis, 9 Agustus 2018.

Maka itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari bangunan rusak ataupun tebing dan dataran tinggi yang berpotensi longsor. "Jadi masyarakat sebaiknya menjauhi bangunan yang kondisinya rusak, begitu juga dengan tebing-tebing," ujarnya.

Menurut analisa BMKG, gempa susulan masih terdeteksi di Pulau Lombok. Meskipun sifatnya fluktuatif, Dwikorita menyatakan potensi tsunami sudah tidak muncul lagi.

"Sekarang itu isunya sudah geser, tidak ada tsunami. Tsunami itu bisa terjadi saat baru gempa," ucapnya.

Gempa susulan yang kembali terjadi pada Kamis siang, pukul 13.25 Wita, terdeteksi dengan amplitudo 6,2 SR. Gempa yang tergolong tektonik itu terpusat di 6 km Barat Laut Lombok Utara dengan kedalaman 12 km.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Utara Paling Rawan

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan wilayah Lombok khususnya bagian timur dan utara masuk dalam kawasan rawan terjadi gempa bumi dengan potensi goncangan mencapai 7-8 Modified Mercalli Intensity (MMI).

"Dari hasil peta kawasan bencana yang kami terbitkan itu Lombok dan sekitarnya, terutama utara, rentan bencana gempa bumi kategori menengah," ujar Kepala PVMBG Bandung, Kasbani.

Ia mengatakan gempa yang terjadi di Lombok disebabkan patahan aktif Flores Back Arc di lereng utara Gunung Rinjani dengan titik pusat berada di daratan. Akibat gempa tersebut, 91 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan rusak.

Berdasarkan peta geologi, dataran Pulau Lombok tersusun oleh endapan kuarter berupa dominan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan.

Batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak. Hal itu memperkuat goncangan sehingga rawan terhadap gempa bumi.

"Terutama daerah-daerah tersusun dari batuan vulkanik, tentunya banyak rekahan-rekahan. Ini patahannya tidak satu, karena kelompok sesar naik ada di situ," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.