Sukses

Kisah Pagi Ini, Asal-usul Desa Ngreco dan Misteri Arca Emas Majapahit

Tradisi lisan di kalangan masyarakat setempat Desa Ngreco, Sukoharjo, memang menyebut asal-usul nama desa itu ada kaitannya dengan arca.

Sukoharjo - Nama dan asal-usul suatu tempat biasanya dikaitkan dengan temuan benda tertentu di wilayah tersebut. Pun demikian dengan nama Desa Ngreco di Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengingatkan pada benda dari zaman purbakala, yakni reco atau arca. Tradisi lisan di kalangan masyarakat setempat memang menyebut asal-usul nama desa itu ada kaitannya dengan arca.

Desa Ngreco merupakan satu dari 13 desa di Kecamatan Weru. Desa ini menjadi ibu kota Kecamatan Weru, sehingga cukup ramai. Sebagai pusat pemerintahan, di sana ada Kantor Kecamatan Weru, Mapolsek Weru, maupun Markas Koramil 05/Weru, dan Pasar Tawang lama.

Letak Kantor Desa Weru berada di pinggir Jalan Raya Sukoharjo-Watukelir, Weru, atau selatan Mapolsek maupun Kantor Kecamatan Weru. Warga Ngreco tidak ada yang mengetahui persis asal mula nama desa mereka.

Namun, menurut cerita yang berkembang, Desa Ngreco sudah ada sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Kepala Desa Ngreco, Sunardi, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Sabtu, 28 Juli 2018, bercerita nama Ngreco berasal dari kata arca atau reco.

"Berkembang pula cerita bahwa kata Ngreco merupakan gothak gathuk entuk (menghubungkan kata) arca atau istilah Bahasa Jawa reco, sehingga menjadi Ngreco," ucapnya.

Dia menuturkan, pada zaman penjajahan dahulu di desanya banyak ditemukan arca berbagai jenis. Arca-arca itu sebagian telah diambil dan disimpan di Balai Purbakala.

"Ada cerita soal arca berbahan emas yang belum ditemukan sampai sekarang. Namun, sisa-sisa keberadaan candi atau Kerajaan Majapahit masih tampak, yakni arca, batu bata, dan cerobong tempat pembuatan pusaka," imbuhnya.

Ada cerita lainnya tentang asal mula nama Ngreco. Konon ceritanya ada seorang kiai dari Majapahit yang lari di zaman peperangan Kerajaan Majapahit dengan Demak. Kiai itu bernama Banyakprodo. "Pelarian Kiai Banyakprodo sampai ke sini (Ngreco)," jelasnya.

Sesampainya di wilayah Weru, Sukoharjo, Kiai Banyakprodo bertapa bersama tujuh pengikutnya. Di saat bertapa itu ada seseorang mencoba menyapa, tetapi sang kiai diam.

"Penyapa tersebut menduga orang yang disapa adalah reco atau arca karena diam saja. Padahal, wujudnya manusia. Dari peristiwa itu akhirnya beredar kabar ada reco di wilayah pertapaan. Lama-kelamaan warga akrab dengan nama Ngreco," ujar Kepala Desa Ngreco, Sukoharjo tersebut.

Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintahan Desa Sejak 1955

Sunardi menjelaskan pula, Pemerintahan Desa Ngreco sudah ada sejak 1955 dan setahun kemudian dilangsungkan pemilihan kepala desa.

"Kantor desa zaman itu di rumah pejabat. Sebelum kemerdekaan, kepala desa dijabat Demang Pawiro Diharjo, sehingga kantor desa berada di rumah Ki Demang Pawiro," tuturnya.

Saat peristiwa G30S/PKI, pemerintahan desa sempat terhenti. "Kemudian disepakati jabatan kepala desa (kades) diserahkan kepada Tukiran dengan kantor desa di rumah Tukiran," jelasnya.

Selanjutnya, jabatan kades dijabat oleh Suharto, 1980-1990, Rohmadi menjabat dua periode sejak 1990 hingga 2006, dan diganti oleh Sunardi juga dua periode 2006-2018.

Adapun Kepala Dusun Klampok, Joko Wiranto, menambahkan, kantor desa sekarang menempati lahan seluas 2.600 meter persegi.

"Kantor desa ini baru dibangun pada 1980-an, sebelumnya kantor berada di belakang kantor sekarang. Jumlah perangkat sejumlah 12 orang terdiri atas lima kadus, lima kepala urusan dan satu sekretaris desa dan satu kepala desa," ujar dia.

Dia juga bercerita nama Ngreco tidak terlepas dari cerita sejarah keberadaan arca atau reco yang cukup banyak di Ngreco. Desa Ngreco terdiri atas 15 dukuh, tetapi diampu lima kepala dukuh dengan 43 rukun tetangga (RT).

Padukuhan di Ngreco adalah Dukuh Ngreco, Dukuh Klampok, Dukuh Candi, Dukuh Gabeng, Dukuh Pulerejo, Dukuh Gemawang, dan Dukuh Kalibondang. Selain itu, Dukuh Blumbang, Dukuh Lengkong, Dukuh Ngadisari, Dukuh Putuk, Dukuh Ngrawan, Dukuh Sidowayah, Dukuh Tawangrejo, dan Dukuh Sambirejo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.