Sukses

Menyingkap Aksi Joki Tes Fakultas Kedokteran UAD Yogyakarta

Dalam aksinya, para joki ini menggunakan alat canggih hasil modifikasi yang dapat menampilkan visual dan suara.

Yogyakarta - Demi masuk fakultas impian, sejumlah oknum nekat melakukan tindakan curang, salah satunya menggunakan joki. Seperti yang terjadi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UAD Yogyakarta pada Minggu, 29 Juli 2018, telah memergoki praktik perjokian saat tes masuk Fakultas Kedokteran UAD.

Yang bikin gregetan, mereka yang terlibat praktik joki sebagian besar adalah anak muda perempuan. Dalam aksinya, para joki ini menggunakan alat canggih hasil modifikasi yang dapat menampilkan visual dan suara.

"Kami menemukan barang bukti berupa earpiece, aki, pemancar sinyal ke earpiece, gawai, jaket, tas, mini kamera, dan lain-lain," kata Kepala Biro Akademik dan Admisi (BAA) UAD, Wahyu Widyaningsih kepada TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id) di kantornya, Selasa, 31 Juli 2018.

Menurut Wahyu, penemuan alat ini bermula dari kecurigaan petugas PMB yang merasa curiga dengan gerak-gerik calon mahasisawa yang mengikuti tes. Sembilan orang yang dicurigai ternyata membawa alat-alat yang dilarang dibawa saat ujian.

"Kami melakukan penggeledahan untuk mengidentifikasi barang-barang yang tidak boleh dibawa saat ujian PMB UAD. Betul, ternyata mereka menggunakan sejenis alat bantu pendengaran yang ditanam di telinga," tambah Wahyu.

Awalnya, petugas sempat kesulitan ketika akan mengungkap praktik perjokian tersebut. Sebab, alat yang dibawa sulit dideteksi. Bahkan, petugas terpaksa harus melakukan operasi ekstra ketat untuk memastikan para calon mahasiswa yang ikut tes bebas dari kecurangan.

"Ditengarai, peserta memotret soal dan mengirim kepada tim khusus yang menjawab soal dari luar kemudian jawaban dikirim via pesan suara," papar Wahyu.

 

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bayaran Sang Joki

 

Setelah berhasil mengendus, petugas pun membawa peserta tes tulis untuk dimintai keterangan. Dari keterangan tersebut didapatkan calon mahasiswa ada yang rela membayar Rp 10 juta hingga Rp 150 juta kepada sang joki.

"Praktik joki ini cukup rapi. Sebab, alat-alat yang digunakan sangat canggih dan sulit dideteksi petugas. Untuk memastikan adanya kecurangan ini kami melibatkan Biro Sistem Informasi dan Komunikasi (Biskom) UAD," tambah Kepala Bidang Administrasi dan Evaluasi Akademik UAD, Imam Azhari.

Rektor UAD Yogyakarta Dr Kasiyarno mengatakan, calon mahasiswa yang terbukti menggunakan jasa joki otomatis akan didiskualifikasi. Bahkan, pihaknya tidak memberikan peluang kedua dengan mengadakan ujian ulang.

"Meski fakultas baru, kami menunjukkan bahwa kami serius menyeleksi mahasiswa dengan ketat. Mahasiswa yang masuk UAD harus memiliki kualitas yang unggul. Yang terbukti memakai joki, kami pastikan tidak lagi bisa mengikuti tes seleksi di UAD," kata Kasiyarno.

Kasiyarno menegaskan, dalam praktik joki tes masuk Fakultas Kedokteran tidak ada keterlibatan orang dalam UAD Yogyakarta. Semua pelaku murni datang orang luar lingkungan UAD.

"UAD Yogyakarta pernah melaporkan masalah perjokian ini ke polisi. Namun, tidak bisa diproses dengan alasan tidak ada payung hukum yang bisa menjerat perjokian ini," terang Kasiyarno.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.