Sukses

Meriam Air Penghalau Massa Turun ke Pedesaan di Cilacap, Ada Apa?

Meriam air yang dikenal juga dengan sebutan water cannon dikerahkan ke Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap.

Liputan6.com, Cilacap - Kendaraan taktis Polri, Armor Water Cannon (AWC) alias water cannon atau meriam air identik dengan demonstrasi atau aksi massa. Kendaraan ini kerap digunakan untuk pembubaran massa yang ricuh.

Akan tetapi, ada pemandangan berbeda pada Senin, 30 Juli 2018. Water cannon berubah fungsi. Kendaraan meriam air dengan kesan angker ini digunakan untuk mengirimkan bantuan air bersih ke Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, yang mengalami krisis air bersih.

Tangki kendaraan water cannon yang mampu menampung ribuan liter air ini diterjunkan untuk mengirimkan air bersih ke desa yang terdampak krisis air bersih dan kekeringan pada kemarau tahun ini.

Aparat Kepolisian Resor Cilacap mengirimkan air bersih sebanyak 40 ribu liter di desa tersebut. Uniknya, dalam pengiriman itu, salah satu armadanya adalah water cannon.

 

Adapun dua kendaraan lainnya adalah tangki air milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap. Pengiriman air bersih ke desa yang mengalami krisis air bersih ini adalah bagian dari bakti sosial Polres Cilacap tahun 2018.

"Kendaraan taktis yang sehari-hari digunakan untuk pembubaran massa saat demonstrasi tersebut dialihfungsikan membawa bantuan air bersih untuk masyarakat," ucap Kapolres Cilacap, AKBP Djoko Julianto, Senin.

Joko menegaskan, pengiriman air bersih dari Polres ini adalah upaya kepolisian membantu masyarakat yang di daerah rawan krisis air bersih.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Krisis Air Bersih Cilacap Meluas

"Polres Cilacap bersama pemda dan unsur terkait siap menyalurkan air bersih ke daerah yang membutuhkan," Kapolres Cilacap menambahkan.

Untuk diketahui, Cilacap adalah salah satu wilayah paling rawan bencana di Jawa Tengah dan Indonesia. Salah satu bencana itu adalah kekeringan dan krisis air bersih.

Teridentifikasi ada sekitar 77 desa di 13 kecamatan Cilacap yang rawan krisis air bersih. Pada 2015, saat terjadi kemarau panjang, sebanyak 500 tangki lebih air bersih dikirimkan ke desa-desa terdampak.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Martono mengatakan krisis air bersih di Cilacap semakin meluas pada dua bulan pertama kemarau ini. Pekan lalu, ada 12 desa di empat kecamatan yang telah mengajukan pengiriman air bersih.

Empat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kawunganten, Bantarsari, Gandrungmangu, dan Patimuan. Keempat kecamatan tersebut berada di Cilacap bagian barat selatan.

Namun, krisis air bersih pada akhir Juli ini juga sudah terjadi di wilayah Cilacap tengah dan timur. Salah satunya di Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap.

Pada kemarau tahun ini, BPBD Cilacap menyiapkan 80 tangki air bersih. Namun, angka ini akan ditambah jika dibutuhkan.

Untuk memenuhi permintaan air bersih dari desa-desa di Cilacap, BPBD juga bekerja sama dengan PDAM Tirta wijaya, PMI Cilacap dan perusahaan swasta maupun milik negara dan daerah, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Pada 30 Juli 2018, sebanyak 66 tangki untuk 3.268 keluarga yang terdiri dari 12.419 jiwa di 15 desa di delapan kecamatan telah didistribusikan. Selain tambahan Kecamatan Jeruklegi, kecamatan lainnya, yakni Karangpucung, Adipala, dan Kampung Laut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.