Sukses

Curhat Dirut Angkasa Pura I soal Perjalanan ke Yogyakarta Naik Pesawat

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi berkeluh kesah soal pesawat yang membawanya dari Jakarta ke Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menceritakan pengalamannya saat naik pesawat dari Jakarta menuju ke Yogyakarta, seusai deklarasi peduli Bandara NYIA Kulonprogo di XT Square, Senin (16/7/2018).

Ia bercerita soal kondisi Bandara Adisutjipto yang sudah tidak memungkinkan untuk menampung jumlah penumpang. Bahkan, pesawat yang mendarat pun harus antre untuk mendarat atau terbang.

"Tadi pagi saya sampai di Yogyakarta tidak langsung mendarat, tetapi berputar dulu di atas sampai 10 kali dan itu sangat berbahaya," ucapnya.

Menurut Faik, pembangunan Bandara NYIA memang sudah seharusnya dilakukan. Walaupun sebenarnya pembangunan bandara baru di Yogyakarta itu sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu.

"Sekarang ini sebenarnya terlambat," kata Faik.

Ia mengungkapkan, jika dibandingkan dengan 10 bandara yang berada di bawah AP I, Bandara Adisutjipto sangat ketinggalan. Lantaran itulah, keberadaan Bandara NYIA bisa meningkatkan kapasitas bandara di Yogyakarta.

Bandara NYIA bisa menampung penumpang 10 kali lebih banyak ketimbang Adisutjipto dan luasnya 15 kali lebih besar dibandingkan dengan bandara sekarang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bandara NYIA Beroperasi April 2019

Faik menilai deklarasi yang dilakukan oleh Komunitas Ekonomi Jogja Istimewa memberikan semangat kepada AP I untuk mempercepat proses pembangunan bandara NYIA.

"Ini proses yang ditunggu masyarakat di Jogja, membuat Jogja lebih istimewa lagi," ucapnya.

Tidak hanya itu, pesawat berukuran besar penerbangan internasional pun bisa langsung mendarat di Yogyakarta. Selama ini penerbangan internasional menuju Yogyakarta transit di Jakarta atau Denpasar.

Ia menyebutkan pula, proses konstruksi berjalan sesuai dengan target dan diperkirakan Bandara NYIA bisa beroperasi pada April 2019.

"Saat itu diperkirakan bisa beroperasi minimal sudah 40 sampai 50 persen jadi," tutur Faik.

Meskipun demikian, ia tidak menampik masih ada persoalan pembebasan lahan yang segera diselesaikan dengan stakeholder atau pemangku kepentingan terkait, seperti Pemkab Kulonprogo dan Polda DIY.

Sebanyak 31 warga di kawasan itu masih belum menerima rencana pembangunan bandara NYIA.

3 dari 3 halaman

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

Pemrakarsa Petisi Dukungan Masyarakat Ekonomi Jogja Istimewa terhadap Bandara Kulon Progo, Indro Kimpling Suseno mengatakan komunitasnya akan terus mendukung upaya upaya pemerintah dalam melakukan pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur pariwisata seperti bandara

"Ini solusi untuk masalah kepadatan lalu lintas udara Adisutjipto," ujarnya.

Ia bercerita alasan mendeklarasikan sikap komunitasnya. Keputusan itu dibuat setelah bertemu Direktur Pengembangan Bisnis dan Hubungan Internasional PT AP I Sardjono Jhony Tjirokusumo.

Lewat perbincangan itu, mereka menyimpulkan tidak pantas kepentingan nasional untuk masyarakat luas tersandera oleh keinginan sebagian kecil masyarakat yang menolak bandara.

Pernyataan Deklarasi oleh Masyarakat Ekonomi Yogyakarta diikuti oleh sebagian besar organisasi penggiat ekonomi di Yogyakarta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.