Sukses

Kematian Tragis Si Anak Gadis Gara-Gara Pesan Menakutkan di WhatsApp

Sejumlah rumor salah tentang penyebab kematian si anak gadis di Banjarbaru merebak. Sang ibu pun mengungkap surat terakhir yang ditulis remaja itu.

Banjarbaru - Remaja putri yang baru berusia 16 tahun berinisial NH, tewas mengenaskan di dalam rumah orang tuanya. Kematian anak gadis satu-satunya itu dipicu oleh pesan aplikasi perbincangan WhatsApp (WA) dari sahabatnya.

Saat disambangi, suasana duka masih terasa di rumah almarhumah NH yang ditemukan tewas pada Jumat, 30 Juni 2018. Tenda dan susunan bangku masih terpasang usai digunakan untuk acara tahlilan kematiannya.

Sementara, di dalam rumah yang berada di Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut keluarga besar NH sedang berkumpul.

Mereka menyambut baik kedatangan (Prokal/JawaPos Grup), yang bermaksud ingin menanyai lebih dalam perkara yang menimpa anak gadis satu-satunya di rumah itu hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Awalnya, Mar yang merupakan ibu almarhumah masih enggan untuk bercerita. Alasannya karena tak ingin mengungkit masalah putrinya. Namun, karena ingin meluruskan informasi yang sudah terlanjur beredar, dia pun akhirnya membeberkannya.

"Tapi, tidak semuanya bisa saya ceritakan. Sebab, kami tidak ingin memperpanjang masalah ini. Yang penting, kami ingin meluruskan info yang tidak benar," katanya.

Informasi penyebab NH gantung diri memang simpang siur. Ada yang menyebut, lantaran perkara asmara. Ada pula yang bilang karena almarhumah tidak lulus seleksi sekolah. "Semuanya itu tidak benar," ujar Ma.

Dia yakin anak keduanya itu belum bisa menjalin asmara, karena selama ini jarang bergaul dengan laki-laki. "Dia itu pendiam. Kalau di rumah, paling kegiatannya sehari-hari latihan maulid habsyi. Kalaupun keluar, dengan saya. Atau dengan adiknya," ujarnya.

Sementara terkait kabar yang menyebut NH tidak lulus seleksi pendaftaran SMK, Mar juga menampiknya. Pagi hari sebelum NH ditemukan tewas tergantung, ia diterima di SMKN 4 Banjarbaru.

"Bahkan, kami berencana membeli seragam pada malam harinya. Ternyata, sorenya dia meninggal," ujarnya, dengan mata berlinang.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teror dari Teman

Dia mengungkapkan, masalah yang sebenarnya dihadapi putrinya ialah lantaran adanya teror yang dilakukan temannya. Itu dipicu adanya persoalan kecil yang dialami NH.

"Temannya itu meneror melalui WA. Katanya, dia mau menyerang ke rumah kami. Selain itu, banyak percakapan lain yang membuat anak saya takut," ungkapnya, yang mengaku membaca percakapan tersebut di ponsel milik NH.

Mar enggan membeberkan lebih detail percakapan apa saja yang membuat anaknya tertekan, sampai-sampai memutuskan untuk gantung diri. Dia juga tidak mau mengungkapkan siapa teman anaknya, yang melakukan teror.

"Tak perlu diperpanjang. Kami sudah ikhlas. Saya juga sudah minta ke polisi supaya kasus ini tak usah diperpanjang," katanya.

Namun yang disesalkannya adalah NH tak bercerita ketika menerima teror. Andai saja terbuka, pasti masalah itu dapat diselesaikan.

"Sehari sebelum meninggal. Dia tampak murung. Tapi saya tidak tahu karena apa. Ternyata karena ada teror," tutur Marsitah.

Sementara itu, Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya melalui Kapolsek Banjarbaru Barat Kompol Syaiful Bob mengaku, masih menyelidiki kepastian penyebab NH bunuh diri. "Kami masih mengumpulkan informasinya," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Ditemukan Kakak

Dia menyebut, sebenarnya ada satu petunjuk yang mereka temukan. Yaitu, surat yang ditulis oleh korban sebelum ditemukan tewas gantung diri. Namun, surat itu belum bisa memberikan petunjuk dengan gamblang.

"Dalam surat itu. Korban sebenarnya bilang, mempunyai banyak masalah. Salah satunya, persoalan chatting-an. Tapi tidak jelas, apa? Sebab, isi surat kebanyakan ucapan minta maaf," ujarnya.

Meski begitu, dia mengungkapnya pihaknya akan mendalami surat yang ditulis NH. Caranya adalah memeriksa orang-orang yang disebutkan dalam isi surat itu.

"Dengan begitu, kita akan tahu masalah apa sebenarnya yang membelit korban," ungkapnya.

NH sore ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi tergantung di dapur rumahnya, Sabtu sore, 30 Juni 2018. Dia pertama kali ditemukan oleh kakak kandungnya ketika pergi ke dapur bermaksud untuk mengambil air minum.

Melihat adik perempuannya tergantung, Sal sang kakak, langsung menurunkannya untuk melakukan pertolongan. Akan tetapi, badan NH sudah lemas dan tak bernapas lagi.

Mengetahui adiknya sudah tak berdaya. Salman lantas meminta tolong kepada para tetangganya untuk membawanya ke rumah sakit. Tak berapa lama kemudian, anggota Landu Rescue datang dan membawa jenazah NH ke RSD Idaman untuk divisum. Dari hasil visum, NH diketahui tewas lantaran gantung diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.