Sukses

Fakta-Fakta di Balik Penutupan Bandara Ngurah Rai Akibat Erupsi Gunung Agung

Debu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung membahayakan penerbangan.

Liputan6.com, Denpasar - Imbas erupsi Gunung Agung, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup. Communication and Legal Section Head Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, menjelaskan keputusan penutupan bandara berdasarkan hasil rapat evaluasi erupsi Gunung Agung.

Ada sembilan poin yang dihasilkan dari evaluasi tersebut. Pertama, aktivitas Gunung Agung yang berada di level III atau siaga terus erupsi sejak pukul 10.00 Wita.

"VONA masih kategori orange karena ketinggian hanya mencapai 2.000 meter di atas puncak gunung," kata Arie, Jumat dini hari (29/6/2018).

Kedua, ia memaparkan, poting VAAC Darwin memprediksi terjadi sebaran ke atas permukaan dengan ketinggian 23.000 feet yang mempunyai kecepatan 10 knot sudah menutupi ruang udara Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Ketiga, dari record pilot report pada ketinggian 15.000-23.000 feet masih ditemui adanya vulcanic ash di ruang udara dengan arah angin cenderung ke arah barat dan barat daya.

Keempat, data RGB citra satelit terakhir, sejak pukul 19.00 Wita hingga pukul 00.00 Wita bahwa debu vulkanik Gunung Agung sudah tersebar dengan cepat yang hampir menutupi ruang udara Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan kecenderungan bergerak ke barat-barat daya.

"Kelima, RGB citra satelit cuaca Himawari pukul 01.00 Wita, pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat-barat daya dan menutupi aerodrome Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditutup hingga Malam Ini

Hingga pukul 00.38 Wita, hasil aerodrome observation dalam bentuk paper test menunjukkan NIL adanya vulcanic ash di areal Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.

Keenam, sebaran debu vulkanik berdasarkan model trayektori BMKG diprediksi sebaran akan terdapat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada Jumat pagi, 29 Juni 2018.

"Ketujuh, forecasting arah angin dari BMKG pada ketinggian atau level angin, yakni 5.000 ft arah angin dari timur, ketinggian 14.000 ft dari timur, ketinggian 18.000 ft dari timur laut-timur, ketinggian 24.000 ft dari timur," ulasnya.

Kedelapan, dengan pertimbangan air space atau ruang udara bandara masih tertutup oleh sebaran debu vulkanik ke arah barat-barat daya atau mengarah ke Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sesuai dengan ploting ASHTAM VAWR 5626, maka Notam Closed Bandara terhitung mulai tanggal 29 Juni 2018 pukul 03.00 Wita sampai dengan pukul 19.00 Wita.

"Terakhir, evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran vulcanic ash dan arah angin akan tetap dievaluasi secara berkala," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.