Sukses

Serangan Monyet Rakus Bikin Warga Wonogiri Ketar-ketir

Warga Wonogiri siap menghalau kawanan monyet ekor panjang menggunakan anjing dan kentongan.

Wonogiri - Musim kemarau yang menyebabkan kekeringan di Wonogiri, Jawa Tengah, memaksa ratusan monyet ekor panjang di hutan-hutan turun gunung untuk berburu pangan. Monyet tersebut biasanya datang berkelompok dengan jumlah puluhan ekor dan membabat habis apa pun di hadapan mereka. Mereka menyerang pada pagi dan sore hari.

Salah satu warga lingkungan Gunung Kukusan, RT 002/RW 009, Kelurahan Giriwono, Wonogiri, Marno, menyebut monyet-monyet itu pintar. Mereka menjarah jagung, ketela, dan kacang tanah untuk dimakan di tempat, kemudian sisanya dibawa kembali ke hutan. Jika tak menemukan pangan-pangan tersebut, daun pepaya pun habis dimangsa.

"Telur di tarangan (sarang) itu pernah habis tak bersisa, anak ayam bahkan ikut dibawa. Nasi sisa yang dijemur juga diembat. Sampai tobat," kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Senin, 25 Juni 2018.

Marno mengatakan untuk mencegah kerugian, warga yang menanam tanaman pangan terpaksa bergantian menjaga lahan. Mereka siap menghalau kawanan monyet, berteman anjing dan kentongan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan delapan dari 25 kecamatan di Kota Gaplek rawan serangan monyet liar saat kemarau. Kedelapan kecamatan itu, yakni Selogiri, Wonogiri, Eromoko, Manyaran, Nguntoronadi, Wuryantoro, Ngadirojo, dan Jatisrono.

Bambang menambahkan, musim kemarau dimulai pada April dan diprediksi berlangsung tujuh bulan. Alhasil, ia meminta masyarakat dan petani di wilayah-wilayah tersebut berhati-hati.

"Laporan masyarakat sudah ada kawanan kera (monyet) yang sampai masuk rumah di daerah Selogiri. Kalau sudah sampai masuk rumah artinya mereka sudah kehabisan pangan di habitat mereka," kata dia.

Dia juga berupaya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk menindaklanjuti kawanan monyet yang turun gunung. Selain faktor alam, penyebab monyet tersebut menyerang lahan warga adalah kurangnya pangan di hutan yang mayoritas hutan produksi.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.