Sukses

Pukat Misterius dan Nasib Tragis Hiu Martil Wakatobi  

Pukat misterius yang menjerat Hiu Martil itu buatan luar negeri dan berharga mahal, jelas bukan milik nelayan Wakatobi.

Liputan6.com, Wakatobi - Sebuah pukat misterius berharga mahal ditemukan di Wakatobi. Seekor hiu martil ada di dalamnya dengan kondisi tak bernyawa.

Pukat misterius itu ada di spot penyelaman Wandoka Pinacle, Kelurahan Wandoka, Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Hiu martil yang sudah mati itu sungguh mengenaskan. Perkiraannya ia kehilangan nyawa karena tak bisa berbuat apapun dan akhirnya mati.

Ciwang, seorang penyelam profesional yang menemukan bangkai hiu itu, menyebutkan bahwa hiu martil tergolong satwa dilindungi. Yang dia temukan mati berukuran 1,20 meter.

"Saya sedang mengantar tamu dari Wangi-Wangi. Pukat misterius terbenam memanjang di dasar laut menutupi terumbu ratusan terumbu karang. Panjangnya sekitar 200 meter dan lebar 4 meter. Ini jaring mahal buatanluar negeri," kata Ciwang.

Ia menduga jaring mahal itu sengaja dibuang di perairan Wakatobi. Perkiraannya akan dicheck dan diambil lagi.

Ciwang meyakini itu bukan jaring nelayan setempat. Sebab, nelayan selalu menggunakan jaring lempar yang memiliki panjang 10 sampai 20 meter.

"Ini jaring sangat mahal dan biasanya digunakan kapal penangkap ikan di lautan bebas," kata Ciwang kepada Liputan6.com, Jumat (22/6/2018).

Selain itu di sekitar jaring ada semacam bubu (perangkap ikan) yang terbuat dari besi. Bubu itu juga bukan bubu nelayan Wakatobi. Nelayan Wakatobi selalu menggunakan bubu dari anyaman bambu.

"Kami tidak tuduh kapal pelingkar yang buang pukat ini, tapi yang bikin kami sakit hati seekor hiu martil mati dan terumbu karang rusak Wakatobi karena pukat ini," kata Ciwang.

Simak Video pilihan berikut di bawah :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Aktivis Lingkungan

Sementara itu Tika Simulang perwakilan WWF (World Wildlife Fund) Sulawesi Tenggara mengatakan, kerusakan terumbu karang akibat jaring seperti ini, mencapai 70 persen. Jaring itu makin merusak jika proses pengambilannya diangkat langsung. Bahkan ketika jaring itu digunting atau dipotong, tetap menimbulkan kerusakan hingga terumbu karang hingga 20 persen.

"Memerlukan banyak tenaga dan waktu yang lama jika digunting. Apalagi  luasan yang tertutupi jaring tersebut seluas dua kali lapangan sepakbola," kata Tika.

Berdasar monitoring WWF, masih ada jenis terumbu karang yang menjadi korban jaring misterius. Diantaranya Seafan atau Gorgonian (karang lunak), Sponge, Acropora sp., Pocilopora sp. (Karang keras).

Taman Nasional Wakatobi yang bertugas mengkonservasi kawasan ini belum memberi penjelasan. Akhyar, salah seorang petugas Taman Nasional yang dihubungi, mengaku belum menerima laporan soal ikan hiu yang mati karena jaring misterius.

"Belum ada laporan masuk, jadi belum bisa menanggapi. Maaf, kepala balai masih rapat," kata Akhyar melalui telepon seluler.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.