Sukses

Cara Apik Warga Cirebon Kelola Sampah Plastik

Volume sampah, khususnya plastik, selalu meningkat setiap momen Lebaran maupun libur panjang tiba di Cirebon. Lebaran ini saja volumenya meningkat 30 persen.

Liputan6.com, Cirebon - Pengelolaan sampah masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai di jajaran pemerintah Cirebon. Volume sampah meningkat sampai 30 persen saat momen libur Lebaran maupun libur panjang di Cirebon, Jawa Barat.

Bank sampah menjadi solusi konkret dalam menangani persoalan sampah di Kota Cirebon. Program bank sampah terus bergulir untuk dijalankan di setiap RW.

Dari sejumlah RW yang menjalankan program tersebut, beberapa di antaranya dianggap berhasil. Salah satunya di Bank Sampah Secerah Pagi di RW 08, Merbabu Asih, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Berdiri sejak 2013, bank sampah ini berada di bawah naungan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Secerah Pagi. Ketua KSM Secerah Pagi Agus Priyono mengatakan, membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk bersama mengajak masyarakat peduli sampah.

"Kami ada empat divisi, yakni komposting, kerajinan daur ulang, kemudian bank sampah itu sendiri, dan divisi edukasi. Keempatnya saling berkaitan," kata Agus, Selasa, 19 Juni 2018.

Dia mengaku tidak mudah mengelola berbagai macam sampah yang ada di RW 08, Merbabu Asih. Sejak berdirinya KSM Secerah Pagi, Agus bersama rekannya terus mengedukasi dan mengelola sampah warga.

Agus mengaku, sampah yang didapat dari warga sekitar kemudian dipilah untuk diolah kembali, termasuk sampah plastik yang mendominasi bank sampah secerah pagi.

"Kalau sampah bukan plastik seperti makanan atau sejenisnya, kita biasanya dibuat kompos. Nah kalau sampah plastik, kami ada perlakuan berbeda karena lama terurai," ujar Agus.

Khusus untuk sampah plastik, diolah pengurus KSM untuk dijadikan kerajinan. Utamanya jenis sampah plastik yang ada di bank sampah secerah pagi adalah kemasan air minum.

Dalam pengelolaannya, sampah plastik kemasan air minum tersebut ada yang dijadikan tas hingga asbak. Hasil kerajinan tersebut dijual kepada mahasiswa yang datang ke KSM maupun melalui pameran.

"Kalau tidak segera dijual namanya menunda limbah plastik juga. Kami tidak menerima sampah yang mengandung bahan buangan beracun maskipun itu ada unsur plastiknya ya," ucap dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Solusi Sampah Plastik

Konsistensi KSM Secerah Pagi mengelola sampah plastik direspons warga cukup baik. Seiring berjalannya waktu, KSM ini tengah mengembangkan pengelolaan sampah plastik dengan mesin pencacah plastik.

"Dulu sebelum ada mesin pencacah, kami buat kerajinan, Sekarang kami bisa kembangkan tanpa menghilangkan unsur kerajinannya," ujar dia.

Namun demikian, dia mengaku tidak semua jenis plastik akan masuk ke dalam mesin pencacah plastik. Menurutnya, jenis plastik kemasan air minum dapat diolah menjadi salah satu bahan membuat hidroponik.

Dalam pengelolaannya, bank sampah Secerah Pagi ini mampu mereduksi 22 kubik sampah plastik. Keberhasilan KSM Secerah Pagi ini menjadi harapan Agus untuk diterapkan ke seluruh RW yang ada di Kota Cirebon.

"Per bulan bisa merduksi 22 kubik sampah plastik untuk 1 RW. Bayangkan kalau ini dilakukan oleh 248 RW se-Kota Cirebon. Paling tidak usia teknis TPSS dan TPA Kopiluhur bisa awet," harap dia.

Kendati demikian, dia mengaku tidak mudah untuk mengajak masyarakat sadar dan peduli sampah. Dia menyebutkan, berbagai cara dilakukan untuk membujuk warga ikut dalam program bank sampah.

Pertama, menyentuh warga dengan memberikan pemahaman yang tak bisa dibantah jika kita hidup berada di lingkungan yang hidup. Cara kedua yakni memberi pemaparan data bahwa laju pertumbuhan sampah lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduk.

Cara lain mengajak masyarakat peduli sampah yakni bekerja sama dengan pemuka agama secara berkelanjuntan untuk mengkampanyekan peduli sampah dan kebersihan.

"Ketiga, hanya orang gila kalau kampungnya tidak mau bersih itu doktrin. Kami juga buat buletin dan ikut sosialisasi dengan ibu-ibu PKK maupun ketua kelompok wanita tani," sebut dia.

Namun demikian, dia mengaku masih terus berupaya menyadarkan warga RW 08 untuk lebih peduli sampah. "Ada 158 KK di RW kami dan baru 101 nasabah yang ikut Bank Sampah ini juga masih jadi pekerjaan rumah kami agar masyarakat ikut program bank sampah," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.