Sukses

Asyiknya Mudik Tanpa Macet, Jakarta-Semarang Hanya 5 Jam

Tidak ada titik kemacetan berarti di jalur Tol Trans Jawa, dari Jakarta hingga Pejagan, hanya sekadar kepadatan normal di sejumlah titik, terutama di gerbang tol saat musim mudik kali ini.

Semarang - Jalur mudik menjadi pantauan banyak orang dalam dua pekan ke depan. Tidak hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk menilai kinerja pemerintahan, mengingat banyak jalan yang dibangun pemerintah. Salah satu tujuannya untuk mengurai kepadatan kendaraan ketika musim mudik tiba. 

Tidak hanya karena akses jalan, lama masa libur Lebaran juga memberikan dampak positif terhadap kondisi lalu lintas saat musim mudik kali ini. Seperti di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, para pemudik merasakan perjalanan lebih cepat dan nyaman.

Tim Bisnis Indonesia Liputan Lebaran Jelajah Jawa-Bali (LL-JJB) 2018 bahkan hanya membutuhkan waktu efektif berkendara sekitar 5 jam untuk mencapai Semarang, Jawa Tengah. Padahal, pada ruas Brebes–Pemalang, tim mencoba menggunakan jalur non-tol.

Mengawali perjalanan melalui Pintu Tol Pejompongan, Jakarta, pada H–7 Lebaran 2018, Jumat, 8 Juni 2018, tim tidak butuh waktu lama untuk mencapai exit Tol Brebes Timur, Tol Kanci–Pejagan. Tidak ada titik kemacetan berarti di jalur Tol Trans Jawa, dari Jakarta hingga Pejagan, hanya sekadar kepadatan "normal" di sejumlah titik, terutama di gerbang tol.

Sebagai pembanding, kepadatan kendaraan di ruas tol, khususnya di ruas Jakarta–Cikampek, jauh lebih lengang ketimbang setiap akhir pekan. Ramai pemudik baru akan tampak kala tim memasuki rest area.

Pada KM 57, Tol Jakarta–Cikampek, misalnya, kendaraan dan penumpang terbilang cukup padat. Tidak kalah heboh, booth dari berbagai perusahaan memenuhi kawasan tersebut.

Mulai dari perusahaan jasa keuangan, operator seluler, hingga sektor konsumsi dan barang kebutuhan sehari-hari menawarkan berbagai program menarik dengan tawaran potongan harga kepada pemudik yang tengah beristirahat.

"Kita bisa cobain berbagai permainan, dapat promo-promo, coba-coba berbagai produk. Bikin suasana jadi semarak kayak pasar malam," kata Slamet, salah satu pemudik dari Jakarta yang hendak menuju Semarang.

Pantauan Solopos.com, kondisi tidak jauh berbeda tampak di rest area KM 130, Tol Cikopo – Palimanan. Ramai pemudi, tawaran produk juga demikian. Bedanya adalah rest area tipe B --hanya dilengkapi fasilitas parkir, rumah makan, ATM, toilet, dan musala-- ini justru diramaikan dengan warung dadakan.

Penjaja makanan dan minuman ini umumnya menggelar dagangannya beralaskan tikar di pinggir jalan tol, dekat jalur masuk dan keluar rest area.

Nenti (42), salah seorang pedagang warung dadakan menjelaskan dirinya mulai berjualan sejak H–7. Rencananya, para pedagang bakal berjualan hingga H-1 Lebaran dan berlanjut lagi pada H+2.

"Setelah Lebaran, nanti pedagangnya pindah ke rest area sebelah untuk arus balik. Biasanya lebih ramai pas balik ke Jakarta," ungkapnya.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jalan Bergelombang

Melanjutkan perjalanan, Tim Bisnis Indonesia LL-JJB 2018 memilih untuk memantau situasi arus mudik di jalur arteri Pantura dengan keluar dari exit Tol Brebes Timur, di Km 268 Tol Trans Jawa.

Hasilnya, kepadatan ruas tersebut tidak jauh berbeda. Pada H–7 malam hingga H–6 pagi, rute mudik Pantura Tegal hingga Pemalang terpantau lancar. Jalanan tampak masih cukup lengang dengan lalu lintas kendaraan berkecepatan rata-rata 40 sampai 60 km per jam.

Kendaraan yang melintasi jalur itu masih didominasi oleh bus dan truk bermuatan. Kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat juga cukup banyak. Beberapa di antaranya juga kendaraan dengan kode pelat dari Jabodetabek, terutama roda empat.

"H-7 dan H-6 masih sangat normal, bahkan lebih lengang dari tahun sebelumnya," kata Bowo Laksono, petugas Dinas Perhubungan Kota Tegal, yang berjaga di rest area PPIB Kota Tegal.

Namun, pengendara perlu berhati-hati sebab dalam kondisi arus lalu lintas yang lancar itu, kualitas jalan pada ruas tersebut terbilang kurang. Jalanan terpantau tidak rata dan bergelombang. Alhasil, bisa menyebabkan guncangan pada kendaraan apabila melaju dengan kecepatan tinggi.

Di sisi lain, penurunan kepadatan pada rute mudik Pantura non-tol itu ternyata berbanding lurus dengan geliat ekonomi, khususnya usaha mikro dadakan yang setiap tahun berharap berkah pada periode Lebaran. Jumlah pedagang dadakan di pinggiran jalan berkurang cukup drastis.

"Jalanan jauh lebih lengang dari tahun lalu, jadinya pedagang dadakan yang biasa di pinggir-pinggir jalan itu sudah tidak ada lagi. Tidak ada yang beli jadinya karena lancar," ucap Bowo.

Destinasi wisata sepanjang ruas itu pun terkena imbasnya. Salah satunya adalah Pantai Purin, di Desa Purwahamba Tegal. Menurut penuturan warga sekitar, tempat itu relatif lebih sepi pengunjung, terutama pemudik yang mampir pada sore atau jelang berbuka puasa.

Hal yang sama juga dirasakan destinasi wisata lain disi sisi Pantai Purin, yakni Taman dan Kolam Renang Sosro Permai. "Ya ini karena jalur jadi lebih lancar aja, sehingga berkurang, tapi sepertinya puncak pengungjung biasanya pada H+2 sampai H+4, bisa mencapai 6.000 pengunjung per hari," ujar Januri, Kepala Keamanan Taman Sosro Permai.

3 dari 4 halaman

Tol Fungsional

Kondisi di Pantura Tegal–Pemalang itu tampaknya tidak terlepas dari kian beragamnya alternatif jalur mudik di Pulau Jawa pada 2018, di samping masa cuti yang lebih panjang. Jalan Tol Trans Jawa untuk Lebaran tahun ini kian panjang dengan hadirnya sejumlah ruas yang dioperasikan secara fungsional dan bisa diakses para pemudik.

Tim Bisnis Indonesia LL-JJB 2018, coba menjajal sejumlah ruas tol fungsional tersebut. Pada H-6 Lebaran 2018, Sabtu siang, 9 Juni 2018, tim mulai masuk ke Tol Pemalang–Batang via pintu Gandulan.

Berdasarkan pantauan tim, ruas tol tersebut cukup ramai dengan kendaraan pemudik dengan nomor pelat kendaraan dari luar Jawa Tengah. Sebagian ruas cukup mulus untuk dilalui, kendati masih banyak bagiannya yang bergelombang dan tanpa pembatas di kiri dan kanan jalan.

Untuk dilalui saat malam hari, ruas tol ini cenderung berbahaya lantaran minimnya penerangan jalan. Di KM321, tepatnya di rest area sementara, layanan penjualan bahan bakar minyak milik PT Pertamina (Persero), KiosX Pertamax cukup ramai dengan antrean kendaraan yang mengular. Antreannya bahkan mencapai pintu masuk rest area.

Karo Operasional Polda Jawa Tengah Hariyanto mengatakan pemudik tampak antusias untuk melewati jalur tol fungsional dari Brebes hingga Semarang. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa titik kepadatan di jalur Tol Brebes-Semarang, terutama di gerbang Tol Kertasari dan di Km 321 Tol Batang-Semarang.

Dia pun mengimbau pemudik agar selalu waspada dan berhati-hati saat melewati jalur tol fungsional karena kondisi jalan yang tidak rata di sejumlah bagian.

Berdasarkan informasi terkini, ruas tol fungsional di Brebes telah melewati masa puncak arus mudik pada H–5, Minggu, 10 Juni 2018. Hariyanto menjelaskan, total kendaraan yang melintasi ruas itu meningkat dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya.

"‎Hari Jumat dan Sabtu kemarin total kendaraan di gerbang Tol Kertasari mencapai 32.000. Senin pagi dalam 24 jam kami mencatat ada 63 ribu kendaraan," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Tanjakan Curam

Untuk ruas tol fungsional lain, Tim Bisnis Indonesia LL-JJB 2018 juga telah melalui ruas tol Salatiga - Kartasura, dalam jalinan Tol Semarang - Solo, pada H - 5 Lebaran 2018, Minggu, 10 Juni 2018, pukul 16.00 WIB.

Ruas tol yang baru dioperasikan secara fungsional sejak H-7 Lebaran 2018 ini sebenarnya terbilang cukup baik dengan arus lalu lintas lancar dalam 10 km pertama, selepas gerbang tol Salatiga.

Namun, jelang rest area pada Km 467, antrean sepanjang 3 kilometer terjadi pada ruas tersebut lantaran kendaraan mesti bergantian melalui tanjakan Kenteng di Salatiga. Kendaraan hanya bisa berjalan dengan kecepatan rata-rata kendaraan sekitar 5 km/jam.

Laju kendaraan kian terhambat lantaran hanya ada dua lajur yang sering kali menyempit menjadi satu, terutama jelang tanjakan. Di samping itu, ada buka tutup jalur untuk perlintasan warga baik yang menggunakan motor maupun mobil.

Tanjakan Kali Kenteng dengan sudut elevasi maksimal 7,24 derajat itu memang terbilang berbahaya, khususnya bagi kendaraan berkapasitas mesin kecil. Sejumlah petugas pun bersiaga untuk menahan kendaraan dari belakang jika mobil itu tak kuat untuk menanjak.

Aparat kepolisian dan petugas yang mengatur arus lalu lintas bakal menghentikan sementara antrean kendaraan, sembari memberikan kesempatan mobil berkapasitas mesin kecil untuk menanjak. Tak ayal lagi, di ujung tanjakan warga sekitar cukup ramai menyaksikan hal itu.

Tim Bisnis Indonesia LL-JJB baru bisa melalui tanjakan itu pada pukul 17.13 WIB dan melanjutkan perjalanan mulai Km 470 (500) dengan kecepatan normal menuju Solo. Secara umum, jalur mudik Pantura, baik melalui jalinan Tol Trans Jawa maupun arteri, pada periode Lebaran 2018 cukup lancar dan nyaman untuk dilalui.

Setidaknya ada harapan penyelenggaraan arus mudik dan balik tahun depan bisa lebih lancar dengan penyempurnaan pada beberapa infrastruktur jalan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.