Sukses

Mengikuti Aktivitas Muslim Suku Tengger di Lereng Gunung Bromo pada Ramadan

Ternyata ada satu kampung muslim, di tengah masyarakat suku Tengger di lereng Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

Probolinggo - Masyarakat lereng Gunung Bromo, di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, terkenal dengan suku Tenggernya yang mayoritas beragama Hindu. Namun, ternyata ada satu kampung muslim, di tengah masyarakat Tengger. Seperti apa suasana Ramadan di kampung tersebut, berikut selengkapnya.

Sepintas tak ada yang berbeda dengan Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pantauan Times Indonesia, rumah kuno khas warga suku Tengger, berjajar rapi. Pembeda di desa ini adalah, mayoritas penduduknya beragama Islam.

Sebagai pusat pembelajaran agama, ada satu masjid, yang digunakan untuk anak warga setempat, menimba ilmu agama Islam. Baik mengaji, salat lima waktu, maupun mendengarkan tausiah Islam.

Walaupun berbeda keyakinan, tetapi masyarakat setempat masih mempertahankan ciri khas suku Tengger. Hal itu nampak dari pakaian sehari hari yang dikenakan. Yakni memakai sarung khas suku Tengger, sebagai ciri khas mereka. Begitu pula bangunan rumah, maupun masjid Ikhlas Wal Barokah, yang menjadi pusat pembelajaran agama Islam itu.

 

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bimbingan Mengaji

Masjid itu sendiri, berdiri sejak 7 tahun lalu. Di atas tanah wakaf seorang mualaf setempat, yakni Sumarjono. Dindingnya terbuat dari kayu cemara, yang memiliki filosofi tersendiri. Yakni melambangkan kerukunan antar umat beragama di kawasan lereng Bromo atau masyarakat Tengger.

"Perkembangan Islam di lereng Bromo ini sendiri sangat aktif. Setiap Kamis malam Jumat, ada pengajian ibu ibu, yang diadakan bergiliran, dari rumah satu ke rumah lainnya. Hal itu juga melambangkan ikatan silaturahmi yang erat, diantara warga," kata salah satu pengurus masjid, Sugeng Laksono (43), Jumat (8/6/2018).

Sementara itu, setiap sore hari, antara pukul 15.00 hingga 17.00, ada bimbingan mengaji, untuk anak-anak muslim Tengger. Di bawah bimbingan langsung, seorang ustaz dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, yakni Muhammad Muhibbin Syam diharapkan akan bermunculan para ahli Alquran, dari keturunan warga Tengger.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.