Sukses

Berburu Jejak Harimau Jawa di Taman Nasional Meru Betiri

Pengelola Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) akan memasang puluhan video trap pada tahun ini untuk mencari keberadaan harimau jawa.

Liputan6.com, Jember - Pengelola Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) akan memasang puluhan video trap pada tahun ini untuk mencari keberadaan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) yang diduga masih ada di kawasan taman nasional setempat.

"Tahun ini kami sudah membeli 60 unit video trap untuk melakukan inventarisasi satwa liar yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, terutama untuk mencari keberadaan harimau jawa," ucap Kepala Balai TNMB Kholid Indarto di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu, 26 Mei 2018, dilansir Antara.

Menurut dia, puluhan unit video trap tersebut akan dipasang petugas di kawasan zona inti TNMB yang diduga masih menjadi habitat hewan karnivora besar itu. Dengan demikian, diharapkan dapat memotret keberadaan harimau jawa yang diyakini sebagian pihak masih ada di Meru Betiri.

"Tahun lalu kami juga memasang kamera trap untuk memantau karnivora besar. Namun, hanya macan tutul (Panthera pardus melas) saja yang terekam kamera dengan jumlah sekitar enam ekor atau lebih," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha TNMB Khairunnisa mengatakan, pihaknya memonitor karnivora besar dengan memasang video trap di kawasan TNMB untuk memastikan bahwa satwa langka tersebut masih ada.

"Ada empat satwa prioritas yang dipantau oleh TNMB, yakni macan tutul, elang jawa, penyu, dan harimau jawa yang merupakan satwa langka yang nyaris punah di Indonesia, sehingga diharapkan dengan pemantauan itu dapat melindungi satwa dari ancaman perburuan," katanya.

Untuk mendukung monitoring tersebut, kata dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan dukungan anggaran kepada TNMB untuk pembelian 60 video trap pada 2018.

KLHK menargetkan penambahan 10 persen populasi satwa prioritas terancam punah dalam kurun waktu lima tahun pada 2015-2019. "Namun, peningkatan satwa di kawasan Meru Betiri meningkat sekitar 6 persen pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya.

Pemasangan video trap tersebut akan dilakukan selama tiga bulan pada saat yang tepat, yakni pada peralihan musim kemarau ke musim hujan. "Diharapkan, pemasangan video trap tersebut dapat menemukan jejak harimau jawa yang dikabarkan sudah punah di kawasan Taman Nasional Meru Betiri," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.