Sukses

Bocah 6 Tahun Jadi Korban Ledakan Pabrik Tahu di Malang

Setelah satu orang dinyatakan tewas akibat ledakan ketel uap di sebuah pabrik tahu, kini korban meninggal dunia bertambah, yakni bocah 6 tahun.

Liputan6.com, Batu - Korban meninggal dunia akibat ledakan ketel uap industri rumah tangga yang memproduksi tahu di Kelurahan Temas, Kota Batu, Jawa Timur, bertambah. Pabrik tahu itu meledak pada Jumat, 18 Mei 2018, lalu.

Korban meninggal tersebut adalah Zahra Aini Rachmawati (6) yang sempat dirawat di Rumah Sakit Saifl Anwar (RSSA) Malang. Zahra meninggal dunia, Sabtu, 19 Mei 2018 sekitar pukul 23.00 WIB. Zahra mengalami luka bakar hampir 91 persen akibat ledakan ketel uap tersebut.

Lurah Temas, Kota Batu, Bambang Hari Suliyan membenarkan kabar meninggalnya Zahra, salah satu korban ldakan ketel uap di industri rumahan yang memroduksi tahu tersebut. "Jenazah Zahra langsung dibawa ke rumah duka malam itu juga," ucapnya di Batu, Jawa Timur, Minggu (20/5/2018), dilansir Antara.

Selain Zahra, korban meninggal lainnya adalah Didik Tri Widaranto (42). Didik (pemilik usaha tahu) tersebut meninggal di tempat pada saat kejadian. Sedangkan korban lainnya yang mengalami luka-luka adalah Enik Susana, Erina Galuh Rachmawati, dan Intan Nur Romadhona yang masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Hasta Brata dan Karsa Husada.

Sementara itu ayah almarhum Didik, Suparman, mengaku garis polisi yang dipasang di area kejadian ledakan sudah dilepas sejak Jumat. Istri Didik juga sudah boleh pulang setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Ledakan Ketel Tak Terulang di Pabrik Tahu

Ketel uap yang dipergunakan untuk mendukung pembuatan tahu milik almarhum Didik, meledak akibat tekanannya terlalu tinggi. Ketel uap tersebut dimodifikasi sendiri oleh Didik dan dinilai tidak memenuhi standar baku.

Ketel uap yang dimodifikasi Didik tersebut menggunakan drum bekas. Selain itu, lempengan drum juga tipis dan tidak memiliki saluran pembuangan, bahkan tidak ada alat pengukur tekanan, sehingga tidak diketahui apakah tekanan ketel uap tersebut tinggi atau rendah.

Sebelum membuka usaha sendiri, Didik adalah karyawan di sebuah pabrik tahu. Ia baru membuka usaha pembuatan tahu secara mandiri sejak empat bulan terakhir ini.

Melihat kondisi tersebut, Lurah Temas Bambang Hari Suliyan dalam waktu dekat ini akan mengumpulkan para pelaku usaha tahu di daerah itu, mulai dari yang besar hingga kecil. Hal tersebut sesuai dengan intruksi Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko untuk mendata dan mengumpulkan pelaku usaha tahu.

Selain akan mendapatkan pengetahuan tentang berbagai hal terkait industri tahu yang aman dan teknologinya, pelaku usaha tahu tersebut juga akan mendapatkan pelatihan serta pengawasan intensif agar tidak sampai terjadi ledakan ketel uap lagi.

Untuk membantu meringankan beban korban, Pemkot Batu menanggung seluruh biaya pengobatan korban yang dirawat di rumah sakit serta biaya perbaikan rumah yang rusak akibat terkena ledakan ketel uap tersebut.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.