Sukses

Kenalkan Benih Jagung Tahan Jamur Bulai

Setidaknya ada tiga keunggulan benih jagung hibrida tahan serangan cendawan bulai.

Liputan6.com, Jakarta - Produsen benih jagung hibrida PT DuPont Indonesia melepas benih jagung hibrida komersial tahan bulai ke masyarakat yang diberi nama P 36 Bekisar. Peluncuran varietas jagung hibrida terbaru dari DuPont ini dilakukan di Kota Surabaya.

Pertimbangannya banyak kasus serangan penyakit bulai terjadi di wilayah Jawa Timur sebagai basis produksi jagung terbesar Nasional yang memasok 6,18 juta ton. Menurut Marketing Manager PT DuPont Indonesia, Yuana Leksana, di sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti di Jombang, Kediri, Malang dan Jember sering dilaporkan tanaman petani terjangkit serangan jamur Peronosclerospora maydis.

"Ancaman jamur yang dikenal dengan sebutan Penyakit Bulai ini termasuk penyakit momok yang menakutkan karena dapat menghilangkan produksi panen jagung petani 50-70 persen," jelasnya dalam keterangan tertulis.

Varietas P 36 Bekisar ini tidak hanya secara genetis mampu menahan serangan cendawan Peronosclesrospora maydis tetapi juga masih menampilkan produksi yang tinggi.

"Penemuan varietas P 36 ini sungguh fenomenal. Kami merasa ada faktor keberuntungan sehingga tanaman yang kami riset selama 4-5 tahun itu tidak hanya toleran terhadap serangan bulai tetapi dapat dipanen umur pendek 90 hari dan masih mampu menghasilkan panen yang melimpah," ujar A. Roviek Kurniawan R & D Manager PT DuPont Indonesia.

Keunggulan P 36 Bekisar

Segmentasi varietas benih jagung hibrida P 36 ditujukan untuk pasar free market high dan middle. Seperti diketahui saat ini petani juga mendapatkan benih jagung hibrida dari subsidi benih yang diberikan gratis oleh pemerintah.

PT DuPont Indonesia, sebagai perusahaan berbasis riset terkemuka dunia tentu saja merespon masalah yang terjadi di lapangan untuk dibuatkan solusinya di perusahaan.

"Peluncuran varietas P36 Bekisar ini adalah bukti atas janji kami kepada petani bahwa suatu saat DuPont akan ciptakan varietas jagung hibrida yang tahan terhadap bulai tetapi masih mampu menghasilkan performa produksi yang tinggi," jelas Country Manager PT DuPont Indonesia Benny Sugiharto.

"Setidaknya ada tiga keunggulan dari P 36 Bekisar ini, yakni pertama potensi hasil 9,6 ton hingga 13 ton per hektar. Kedua tanaman lebih tahan terhadap serangan cendawan bulai dan ketiga mampu ditanam rapat hingga 100 ribu tanaman per hektar," tambah Devi Kusumaningtyas Public Affair Manager Asean PT DuPont Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.