Sukses

Ulah Perwira Polisi di Kendari hingga Bikin Trauma Anak SD

Seorang siswa SD yang trauma enggan keluar kelas dan bahkan ada yang bersembunyi di bawah meja setiap melihat anggota berseragam polisi.

Liputan6.com, Kendari - Sunari, seorang perwira polisi di Polres Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, awalnya dikenal sebagai pribadi yang ramah dan humoris. Perangainya mendadak berubah hingga membuat sejumlah anak sekolah dasar atau SD ketakutan dan trauma.

Masalah berawal saat Sunari diduga berselingkuh dengan wanita lain sekitar tiga tahun lalu. Persoalan itu semula hanya melibatkan internal keluarga kecilnya saja, tapi kemudian melebar setelah ia mengamuk di sekolah anaknya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ummushabri Kendari yang setara dengan SD, pada Senin, 29 April 2018.

Ia sengaja mendatangi sekolah untuk mencari anaknya berinisial K (7) yang dituding dibawa kabur oleh istrinya, SW. Bukan K yang ditemui, ia hanya mendapati R (7), anak dari saudara istrinya.

R yang tidak tahu apa-apa langsung ditarik paksa Sunari menuju mobil karena dianggap mengetahui di mana lokasi sepupunya berada. R menangis meraung-raung karenanya, tapi diabaikan Sunari. Keributan itu memancing perhatian warga di sekitar sekolah, termasuk orangtua R.

"Tas anak saya sempat direbut Sunari, malah dibawa hingga ke mobilnya, tapi di kembalikan," ujar ibu R, SR, Selasa, 15 Mei 2018.

SR menuturkan, saat itu dia bersama suaminya Rusli. Permintaan untuk melepaskan R malah dijawab debat panjang di depan puluhan siswa SD.

Kejadian itu ternyata tak hanya sekali. Sunari kerap mendatangi sekolah sambil berteriak-teriak memanggil anaknya hingga memancing perhatian banyak siswa SD.

Akibatnya, sejumlah siswa SD trauma. Beberapa pelajar tak ingin keluar kelas karena takut melihat polisi.

"Dia itu sering berteriak keras di lingkungan sekolah yang ada banyak anak kecil. Ada itu videonya sempat terekam kamera," ujar salah satu guru MI Ummushabri Kendari yang enggan disebut namanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Laporan KDRT

Ulah Sunari tersebut mendorong sang istri melaporkannya atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke P2TP2A dan kepolisian. Berdasarkan laporan, tercatat lima kali tindak kekerasan dan intimidasi yang dilakukan Sunari.

Selain di sekolah, Sunari juga sempat mengejar istri dan anaknya di sebuah pusat perbelanjaan. "Dia juga sempat mengejar bersama sekuriti di salah satu mal di Kota Kendari," kata SR, salah seorang keluarga istri Sunari.

Sementara, SW istri Sunari menyebut anaknya takut bertemu ayahnya. K yang masih duduk di Kelas 1 SD itu sampai bersembunyi di bawah meja saat mengetahui sang ayah mencarinya ke sekolah.

""Anak saya takut bapaknya. Pernah di sekolah ngamuk-ngamuk, banyak anak kecil, terpaksa guru yang bawa lari anak-anak kecil yang rata-rata trauma usai kejadian," ujar SW.

SW mengaku usai serentetan KDRT yang dilakukan perwira polisi itu, keduanya lalu pisah ranjang. Selama beberapa bulan, keduanya tidak pernah tinggal serumah.

"Saya malu pak, soalnya dia sering ngamuk-ngamuk," ujar SW.

3 dari 3 halaman

Pengakuan Sunari

Sunari yang dikonfirmasi membenarkan bahwa dirinya dilaporkan istrinya atas dugaan KDRT. Namun, kejadiannya tidak seperti yang dikatakan istrinya.

"Saya KDRT di mana? Itu kata dia. Saya punya bukti, semua saya punya terkait sikap istri saya. Saya hanya belum mau membongkar bukti-bukti saya," ujar Sunari.

Sunari juga menolak dituduh telah melakukan kekerasan pada anak saudara istrinya. "Saya juga tidak kerasi Rifat itu? Di mana saya kerasi dia? Saya hanya tanya karena saya sudah curiga sebab anak saya menurut sejumlah saksi-saksi itu, ibunya yang bawa dan jemput dari sekolah saat saya lupa."

Masalah rumah tangga Sunari yang tidak kunjung selesai menarik perhatian atasannya. Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi mengaku berusaha memediasi pasangan suami istri itu dan berujung pada keputusan untuk bercerai. Namun, istri Sunari menolak dipertemukan dengan suaminya.

"Ya, kami serahkan ke Polda saja kasusnya. Sebab, kami tidak mau nanti malah dibilang pihak istrinya kami membela anggota kami," ujar Kapolres.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.