Sukses

Air Mata Wali Kota Risma bagi Para Korban Bom Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi satu per satu keluarga korban bom Surabaya. Pada salah satu anak, ia menyampaikan pesan menyentuh.

Liputan6.com, Surabaya - Serangan bom bunuh diri yang mengguncang tiga gereja di Kota Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018, dan kantor Polrestabes Surabaya pada Senin, 14 Mei 2018, membuat luka mendalam bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

Tidak terkecuali bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang akrab disapa Risma. Di sela-sela kesibukannya, ia bersama jajaran menyempatkan diri mengunjungi keluarga korban ledakan bom untuk menguatkan para keluarga korban.

Pada Senin, 14 Mei 2018, sekitar pukul 15.00 WIB, Risma mendatangi rumah duka dari almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana di Jalan Gubeng Kertajaya I Nomor 15A Surabaya.

Bayu merupakan salah satu korban meninggal dunia dari ledakan bom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya. Sosok Bayu menjadi perbincangan setelah sempat mengadang sepeda motor pengebom di depan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela.

Atas tindakannya menghentikan sepeda motor yang dikendarai YF (18) beserta membonceng adik kandungnya FH (16) sambil memangku bom rakitan, Bayu mampu menyelamatkan sekitar 500 jemaat Gereja SMTB yang sedang mengikuti akhir dari misa atau kebaktian rutin.

Aksi Bayu membuat laju sepeda motor Yusuf Fadhil terhenti dan langsung meledak di halaman gereja. Seketika itu pula, tubuh Bayu hancur bersama kedua pengendara dan pembonceng motor yang menabraknya.

Sesampainya di rumah duka, Risma menyampaikan rasa belasungkawa kepada istri korban dan memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.

"Mohon maaf kalau saya baru bisa datang ke sini, karena dari kemarin masih ada pekerjaan yang belum bisa ditinggalkan," kata Risma kepada istri korban Bayu, Monic Dwi, dilansir Antara.

Tatapannya menyiratkan ketidaktegaan melihat anak yang ditinggalkan korban masih berusia balita. Ia lantas berusaha menghibur istri korban dengan memberikan dorongan semangat agar tabah dan sabar dalam menjalani cobaan.

"Bapakmu pahlawan, Nak. Kalau tidak ada bapakmu, mungkin korban yang jatuh di sana bisa jauh lebih banyak lagi," kata Risma kepada anak pertama almarhum Aloysius yang masih berusia 2,5 tahun saat digendong ibunya, Monic Dwi.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini langsung tidak kuasa menahan air matanya melihat masa depan kedua anak mendiang Bayu yang harus ditinggalkan sang ayah akibat tindakan dari para teroris.

Tak hanya berhenti sampai di sana, mantan Kepala Badan Pembangunan Daerah Kota Surabaya menciumi kedua anak suami dari Monic Dwi itu. "Kamu harus bangga sama bapakmu, nanti kalau besar yang pinter ya," kata Risma kepada anak kedua yang baru berusia 10 bulan.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saya Kuat, Bu

Risma lalu melanjutkan kunjungan ke keluarga korban ledakan bom lainnya. Ia mendatangi rumah duka Adi Jasa di Jalan Demak No. 90-92 Surabaya.

Ada sekitar enam orang yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri disemayamkan secara bersamaan di rumah duka Adi Jasa Surabaya. Mereka adalah Martha Djumani (54), kakak beradik Vinsencius Evan (11) dan Nathel (8), Sri Puji Astutik (60), Go Derbin Ariesta (66), dan Tee Suk Tjien (64).

Dia kemudian memberikan santuan kepada masing-masing keluarga yang ditinggalkan.

"Semua kita tanggung, tidak perlu khawatir. Nanti diurusi sama Dinas Kesehatan. Yang penting sekarang harus kuat," kata Risma saat mengunjungi ayah dari dua anak korban meninggal ledakan bom di Rumah Duka Adi Jasa.

Kakak beradik Evan dan Nathel yang menjadi korban ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Surabaya adalah warga Barata Jaya Surabaya.

Evan meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan Nathel sempat beberapa jam dirawat di Rumah Sakit Bedah Surabaya sebelum mengembuskan nafas terakhir pada Minggu malam, 13 Mei 2018.

Ery, yang merupakan bapak dari dua anak yang meninggal dunia tersebut, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Kota Surabaya melalui Risma. "Saya kuat kok, Bu," katanya.

Risma mengatakan bantuan tersebut tidak hanya diberikan pada keluarga Ery saja, tetapi juga diberikan kepada keluarga korban meninggal atau korban luka-luka lainnya.

"Jadi semua nanti pengobatan, proses pemakaman dan lainnya ditanggung Pemkot. Keluarga tidak perlu khawatir. Tadi ada yang tanya, bagaimana untuk kontrol dan lainnya, kami bilang akan bantu selesaikan," katanya.

3 dari 3 halaman

Kemarahan Risma

Ada tiga gereja yang terkena ledakan bom, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan GPPS Jalan Arjuna pada Minggu (13/5) dan Polrestabes Surabaya, Senin pagi, 14 Mei 2018. Aksi teror peledakan bom tersebut menewaskan sekitar 18 orang dan puluhan orang terluka.

Kecam Risma pun mengecam keras atas tindakan kejahatan berupa peledakan bom di sejumlah tempat di Surabaya yang dilakukan oleh orang tidak berperikemanusiaan tersebut.

"Saya tidak mau lagi ada korban, banyak tidak orang berdosa, apalagi banyak korbannya anak-anak. Ini sangat biadab sekali dan zalim," katanya.

Untuk itu, Risma mengimbau dan mengajak seluruh warga Surabaya agar aktif membantu Pemkot Surabaya untuk ikut serta menjaga Kota Surabaya dan melaporkan setiap kejadian yang ada di sekitar, baik peristiwa maupun hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.

Menurut dia, sekecil apa pun informasi yang diberikan oleh masyakarat, pastinya sangat membantu pemkot dan pihak kepolisian dalam mengantisipasi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

Risma berpesan agar warga Surabaya tetap tenang dalam situasi saat ini. Sebab, kata dia, jajaran mulai dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Polres, dan TNI sepakat untuk lebih intens menjaga Surabaya, baik dari sisi strategi baru sampai intensitas keamanan.

Hal sama juga dikatakan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Ia meminta agar masyarakat tidak panik dengan tetap menjaga ketenangan serta selalu waspada, agar aktivitas warga tetap berjalan normal.

Tidak hanya itu, politikus PDI Perjuangan ini juga menegaskan agar warga Kota Surabaya tetap tegar dan tidak merasa takut untuk menghadapi aksis teror. "Adanya ledakan terjadi lagi di Mapolresta Surabaya bukti teroris panik, sehingga apa saja dibuat target bom bunuh diri," katanya.

Kepanikan para teroris lainnya, lanjut dia, dibuktikan dengan kejadian di Wonocolo, Taman, Sidoarjo, tempat bom telah meledak sebelum pelakunya melakukan bom bunuh diri di tempat umum.

Ia juga mengaku telah mengimbau seluruh kantor, baik swasta maupun pemerintah, untuk memperketat penjagaan di pintu masuk guna mengantisipasi aksi teror yang kemungkinan terjadi.

"Termasuk kantor kelurahan, kecamatan, dan Balai Kota Surabaya. Siapa pun pun yang masuk agar diperiksa secara detail. Imbauan perketat keamanan pintu masuk perkantoran dan objek vital ini dalam waktu yang tidak ditentukan. Masih koordinasi terus dengan pihak kepolisian," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.