Sukses

Kerusuhan Mako Brimob Sudah Dirancang Sistematis?

Ketua Umum LDNU PBNU Maman Imanulhaq mensinyalir kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok Jawa Barat sudah dirancang secara sistematis

Liputan6.com, Cirebon - Dukungan untuk Polri terkait kerusuhan hingga menewaskan anggota polisi terus mengalir termasuk di Cirebon. Lembaga Dakwah Nahdlaturl Ulama (LDNU) PBNU mengutuk keras insiden yang terjadi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5/2018) lalu.

Ketua Umum LDNU PBNU Maman Imanulhaq menyampaikan polisi yang gugur adalah para syuhada yang wafat dalam keadaan syahid. Lima polisi yang gugur berjuang saat bertugas berkorban untuk bangsa.

Maman juga mengingatkan kepada seluruh warga negara Indonesia bahwa kelompok teror itu dekat dengan masyarakat. Maman mensinyalir kerusuhan di Mako Brimob tersebut sudah dirancang secara sistematis dan terstruktur.

Para kelompok teroris seolah memperlihatkan kepada masyarakat bahwa negara sudah dalam kondisi rapuh. Namun, dia memuji langkah Polri yang mengambil keputusan negoisasi dengan para napiter.

 

"Logikanya, para narapidana sudah menguasai senjata di dalam Mako Brimob. Kalau polisi tidak bisa menahan emosinya bisa saja, para polisi menembaki mereka dan itu sah secara hukum," ujarnya usai menggelar doa bersama di Desa Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jumat (11/5) malam.

Maman menjelaskan, jika saat kerusuhan, Polri mengambil keputusan untuk menghabisi para napiter maka akan membangkitkan sel teroris lain yang sudah bersiap menyerang.

Maman meyakini akan ada pembalikan fakta jika Polri menghabisi napiter di dalam Mako Brimob. Pembalikan fakta kerap kali terjadi dengan cara jasad-jasad teroris dielu-elukan sebagai pejuang jihad.

"Seperti peristiwa sebelumnya, bila ada teroris yang mati, jasad- jasadnya dielu-elukan sebagai syuhada. Ini akan bumerang buat kepolisian dan dibenturkan dengan isu HAM," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Maman menyindir kalangan aktivis HAM yang selalu lantang bersuara. Para aktivis HAM bersuara lantang di hadapan publik saat polisi dianggap salah memperlakukan tahanan.

Namun sebaliknya, peristiwa berdarah lima anggota polri yang dihabisi dengan cara keji oleh narapidana teroris (napiter) di Mako Brimob lalu, sampai sekarang belum terdengar suara nyaring dari kelompok aktivis HAM.

"Saya hanya ingin mengatakan, bahwa terorisme adalah musuh bersama masyarakat. Saya ingin tanya kepada aktivis HAM, kenapa sampai hari ini tidak ada yang berteriak. aktivis HAM bersuara ke mana-mana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doa dan Donasi

Maman mengatakan, melawan tindak terorisme hanya bisa dilakukan dengan semua elemen bangsa bersatu. Umat Islam di Indonesia harus menyadari bahwa komitmen keislaman, komitmen kebangsaan dan komitmen kemanusiaan sebagai upaya melawan aksi terorisme.

"Bagaimana mereka (teroris) menghabisi nyawa anggota Polri dengan cara-cara keji, biadab, tidak masuk akal, disiksa. Ini sangat jelas ada penghinaan nilai-nilai kemanusiaan. Sikap mereka sama sekali bertentangan dengan nilai Islam," ujarnya.

Maman menjelaskan, Islam melarang keras berdakwah dengan kebencian, apalagi menebar ancaman teror pembunuhan kepada siapa pun. Maman mengaku akan terus mendukung langkah Polri memberantas teroris.

Tak hanya dengan doa, Maman berinisiatif membuka donasi bagi para korban kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.