Sukses

Petir Menyambar di Atas Kapal, Pekerja Rotan Tewas

Pekerja rotan yang tersambar petir itu sedang duduk di bagian tengah kapal klotok.

Liputan6.com, Sampit - Seorang pekerja rotan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Suwandi (25), meninggal dunia setelah tubuhnya disambar petir saat berada di kapal ketika hendak pulang bekerja.

"Jenazahnya sudah dimakamkan. Pihak keluarga tentu sangat sedih dengan kejadian ini," kata Kepala Desa Tinduk, Kasmudin di Sampit, Rabu, 2 Mei 2018, dilansir Antara.

Suwandi merupakan warga Desa Tinduk, Kecamatan Baamang. Dia bekerja sebagai pembersih rotan atau sering disebut 'meruntih' di salah satu pengepul rotan di Dusun Tewah Kecamatan Cempaga.

Selasa pagi, 1 Mei 2018, Suwandi bersama warga lainnya, termasuk sang istri Sumi (22) dan anak mereka, pergi ke tempat kerja menggunakan perahu motor atau kelotok pengangkut karyawan. Rutinitas ini mereka jalani setiap hari saat bekerja.

Selesai bekerja sekitar pukul 15.30 WIB, mereka hendak pulang ke desa mereka. Saat itu sedang terjadi hujan dan mereka sudah masuk ke kapal.

Ketika kapal baru bertolak, Suwandi yang duduk di bagian tengah, menengok ke luar pintu kapal. Tanpa diduga, saat itulah petir disertai suara menggelegar, menyambar tubuhnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terpental dan Terbakar

Sambaran itu membuat tubuh Suwandi terpental. Pakaiannya terbakar dan beberapa bagian tubuhnya menderita luka bakar, khususnya di bagian paha. Bagian dada juga membiru.

Kejadian itu membuat histeris seisi kelotok, termasuk sang istri. Bahkan, Sumi sempat mengalami gangguan pendengaran akibat kerasnya suara sambaran petir.

Usai kejadian, warga langsung berusaha menolongnya. Namun, nyawa Suwandi tidak bisa diselamatkan. Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke rumah duka di Desa Tinduk.

"Luka bakar cukup parah terlihat di bagian paha. Pihak keluarga sangat terpukul atas kejadian itu, namun mereka berusaha mengikhlaskannya," kata Kasmudin.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang dan petir yang masih berpotensi terjadi. Secara rutin, mereka menyebarkan peringatan dini jika diprediksi akan terjadi cuaca buruk.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.