Sukses

Cara Rektor Unpad Hadapi Keluhan Mahasiswa hingga Petugas Kebersihan

Massa yang terdiri dari dari mahasiswa, dosen, dan para pekerja kebersihan di lingkungan Unpad mengkritisi empat hal. Apa saja?

Liputan6.com, Bandung - Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2018 diwarnai unjuk rasa massa yang menamakan dirinya Gerakan Aksi Masyarakat Unpad (Gamu) di gerbang Gedung Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur Nomor 35, Kota Bandung, Rabu, 2 Mei 2018. Mereka menuntut Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mundur dari jabatannya.

Massa menggelar aksi sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka yang terdiri dari dari mahasiswa, dosen dan para pekerja kebersihan di lingkungan Unpad mengkritisi empat hal.

Pertama, soal kebijakan kampus yang sentralistik dan dianggap tidak demokratis. Sejak memulai jabatannya pada 2015, Rektor Unpad dinilai membuat berbagai kebijakan yang masih prematur. Namun, masih secara tergesa-gesa diimplementasikan, yakni kekacauan penilaian pada Tahapan Persiapan Belajar (TPB) mahasiswa baru tahun 2016.

Kedua, terkait kehadiran anggota yang diduga Brigade Mobil (Brimob) di lingkungan kampus. Koordinator aksi, Gori, mencontohkan kehadiran aparat saat mempertanyakan izin kegiatan yang dilakukan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM).

"Itu terjadi ketika ada open rekrutmen sebuah UKM. Lalu juga saat menggelar aksi Kamisan. Itu sama saja dengan mengganggu kebebasan berekspresi," kata Gori.

Hal ketiga yang disorot adalah soal upah para pekerja kebersihan di lingkungan Unpad. Tenaga kebersihan yang tergabung dalam Kenyamanan, Keindahan, Kebersihan Lingkungan (K3L) Unpad saat ini diberi upah hanya Rp 750 ribu per bulan.

Upah tersebut dinilai belum mencapai standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Kabupaten Sumedang 2016 sebesar 1,9 juta dan Upah Minimum Provinsi Jawa Barat 2016 senilai Rp 1,3 juta.

Ketua Serikat Pekerja K3L, Deni mengatakan, sejak adanya K3L pada 2012 lalu, para pekerja menerima upah sebesar Rp 650 ribu. Kenaikan upah baru terjadi dua tahun belakangan dengan nilai Rp 100 ribu.

"Upah yang kami rasakan masih jauh di bawah kehidupan layak. Tahun 2016 baru naik Rp 100 ribu menjadi Rp 750 ribu. Kami mengerti tidak minta secara UMK, tapi kami ingin perubahan yang menyentuh pada standar layak,” ungkapnya.

Saat ini jumlah pekerja yang tergabung dalam K3L berjumlah 365 pekerja. Mereka bertugas membersihkan area halaman luar, taman dan jalan di Unpad mulai jam 7 pagi hingga jam 12 siang.

Persoalan keempat soal sistem pendanaan dan keuangan kampus. Menurut Gori, uang kemahasiswaan yang seharusnya dilakukan oleh rektorat, namun ketika akan mencairkan didapati masalah tidak lancar.

Kekecewaan lain soal keuangan dirasakan dosen di mana tiap fakultas umumnya hanya mendapatkan dana taktis Rp 5 juta per bulan. Hampir semua kegiatan didanai dengan sistem reimburse yang tak jarang perlu berbulan-bulan dicairkan.

"Rektor Unpad dan jajarannya hanya memberikan transparansi keuangan secara umum, namun tidak pernah memberikan transparansi realisasi anggaran secara detail," kata salah satu perwakilan dosen Unpad.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Temui Pedemo Usai Menyambut Menteri

Beberapa saat sebelum keluar gedung kampus, Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad melepas jas dan dasi yang ia kenakan. Ia baru saja menemani Menristekdikti Mohamad Nasir dalam sebuah jumpa pers di Executive Launge Lantai 2, Kampus Unpad.

Setelah sesi wawancara selesai, Tri bersama sejumlah pejabat di lingkungan Unpad bergegas menemui massa yang menggelar aksi di depan gerbang sekitar pukul 10.00 WIB.

Kehadiran mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unpad itu langsung disambut koordinator aksi. Mereka berdialog sebentar hingga akhirnya sepakat membahas persoalan ke dalam gedung rektorat.

Tri mengajak peserta aksi untuk menggelar pertemuan di dalam kampus. Namun, peserta aksi menolak ajakan tersebut dan memilih untuk menggelar dialog di halaman depan gedung rektorat.

Setelah mendengarkan aspirasi pedemo, Tri kemudian berujar. "Saya sudah mendengar dan mengikuti perkembangan yang ada. Permasalahan yang dihadapi masing-masing berbeda," kata Tri.

Soal petugas kebersihan digaji rendah, Tri menjelaskan, pihaknya tak bermaksud demikian.

"Kebijakan yang kami lakukan berangkat dari niat baik. Bagaimana punya kepastian soal honor. Selama ini kan dapat bekerja," ujarnya.

Pihaknya pun berjanji akan menyelesaikan persoalan yang dihadapi petugas kebersihan.

Sementara itu, untuk persoalan lain yang disampaikan mahasiswa dan dosen, ia meminta agar mereka menemui langsung dirinya.

"Begini saja, supaya lebih konkret ini kan kelompoknya berbeda-beda. Kelompok mahasiswa bertemu saya langsung bicara permasalahan. Begitu juga dengan dosen karena ada pandangan lain infonya belum cocok nanti kita selesaikan," paparnya.

3 dari 3 halaman

Demo Berlangsung Damai

Selama kurang lebih 1,5 jam Tri Hanggono berdialog dengan demonstran. Namun keterangan Tri tampak belum memuaskan. Debat panas sempat terjadi antara dia dan pedemo. Namun, hal itu masih bisa diredam dengan kepala dingin.

Tri kemudian mengajak semua pihak kembali bertemu kembali. "Supaya lebih konkret menyelesaikan hal ini nanti kita buat lagi pertemuan. Silakan siapkan daftarnya," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu dosen yang ikut dalam aksi ini, Bilal Dewansyah, menyesalkan sikap Tri. Ia berencana mengirimi surat kepada Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Padjadjaran agar menyelesaikan persoalan ini.

"Nanti Jumat kita kirimi surat ke MWA, biar mereka yang panggil rektor," ujar dosen Fakultas Hukum Unpad itu.

Dari pantauan Liputan6.com, aksi yang berakhir sekitar pukul 12.15 WIB ini berlangsung damai. Massa pun membubarkan diri dengan tertib. Sementara, petugas sepanjang aksi turut melakukan pengamanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.