Sukses

Ragam Cara Kelas Pekerja di Bandung Peringati Hari Buruh

Ada yang spontan menari, ada pula yang sibuk tanam menanam. Begitu cara buruh memperingati Hari Buruh di Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Ribuan buruh dari berbagai afiliasi berkumpul di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, untuk menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Selasa (1/5/2018). Selain meneriakkan aspirasi, para buruh juga menggelar beragam kegiatan.

Para buruh yang berasal dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) misalnya. Mereka berunjuk rasa dengan menggunakan pengeras suara.

Menariknya, melalui sound system dan peralatan musik yang mereka bawa, para buruh membawakan beberapa lagu perjuangan dan dangdut. Spontan, para polisi dari jajaran Polrestabes Bandung dan Polda Jabar menari, menemani para demonstran.

Dari pantauan Liputan6.com, aksi demo berjalan dengan tertib. Massa aksi turut membawa poster berisi tuntutan kesejahteraan buruh dan bendera organisasi. Untuk pengamanan sendiri, pihak kepolisian menurunkan 1.500 personel di Kota Bandung.

"Kami sudah siapkan personel pengamanan, total personel yang dilibatkan 1.500 personel untuk kita bagi ploting personel," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo.

Hendro mengungkapkan, perayaan Hari Buruh di Kota Bandung berlangsung di empat lokasi berbeda. Yakni Kantor Gubernur Jawa Barat Gedung Sate, Kantor Wali Kota Bandung, Kantor DPRD Jawa Barat, dan Kantor Disnaker Kota Bandung.

Menurut dia, pengamanan dilakukan jajarannya mulai dari titik keberangkatan buruh, hingga di lokasi kumpul di empat titik kantor pemerintahan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Buruh Tolak Berpolitik

Sementara, aksi memperingati Hari Buruh Sedunia juga bukan sebagai ajang kampanye politik. Ketua Federasi Serika Pekerja Logam, Elektronik Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) Jawa Barat Muhamad Sidarta mengatakan, peringatan buruh ini bukan ajang untuk berkampanye baik pilkada maupun pilpres.

"Peringatan Hari Buruh ini kita tidak bicara kampanye dan pilkada. Tetapi sebagai refleksi perjuangan buruh," tegas Sidarta.

"Saya tadi umumkan tidak boleh ngomongin presiden, tidak boleh ngomongin pilkada, tidak boleh kampanye, tidak boleh dukung mendukung, tidak boleh menebar kebencian," ujarnya lagi.

Dia menjelaskan, ajang Hari Buruh tahun ini sangat dekat dengan momen pemilihan umum. Namun pihaknya menegaskan, aksi memperingati hari buruh murni sebagai sikap.

"Kita normatif siapapun yang jadi wali kota, bupati, gubernur, nantinya kita berikan masukan yang konstruktif," ujarnya.

Sidarta mengatakan, 1 Mei yang dikenal dengan May Day, merupakan Hari Buruh Internasional yang selalu dirayakan dan diperingati dengan berbagai cara oleh kaum buruh di seluruh belahan dunia untuk menjaga dan melestarikan semangat perjuangan kaum buruh di Amerika Serikat pada 1886 lalu.

"Tuntutannya soal jam kerja dari 19-20 jam kerja sehari menjadi 8 jam kerja sehari. Yang kita nikmati bersama sampai hari ini adalah hasil perjuangan penuh pengorbanan," ujarnya.

Sidarta berharap semangat May Day jangan hanya menjadi ritual tahunan, tapi harus menjadi ajang silaturahmi dan refleksi bagi seluruh stakeholder perburuhan untuk memperbaiki hubungan industrial di Indonesia agar perusahaan maju, buruh sejahtera, dan pemerintah berwibawa.

"Sebenarnya, masalah buruh itu tidak ada yang baru selamanya akan terjadi karena itu tarik menarik kepentingan. Harapannya, pemerintah mau jadi wasit tapi kadang tidak jadi wasit yang baik makanya ada masalah terus menerus," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Serikat Pekerja KA Gelar Bakti Sosial

Terpisah, Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) Daop 2 Bandung menggelar kegiatan yang dipusatkan di Stasiun Bumiwaluya, Kabupaten Garut. Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Joni Martinus mengatakan, pemilihan lokasi di Bumiwaluya ini berkaitan dengan upaya Daop 2 untuk terus menanggulangi dan menangani daerah-daerah rawan.

"Hal ini menjadi perhatian Serikat Pekerja untuk bersama-sama manajemen Daop 2 menangani daerah rawan salah satunya Bumiwaluya yang rawan pergerakan tanah," ungkap Joni dalam siaran persnya.

Menyikapi hal tersebut, Dewan Pengurus Daerah (DPD) 2 SPKA menggelar bakti sosial di antaranya dengan melaksanakan penanaman 160 pohon produktif yang bisa menguatkan struktur tanah seperti pohon kopi, rambutan, mangga, dan alpukat.

"Diharapkan pohon-pohon ini selain bisa menguatkan struktur tanah juga memberikan kemanfaatan kepada masyarakat di sekitar stasiun," tambah Joni.

Selain upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan, kegiatan ini pun diisi dengan pengobatan gratis untuk sekitar 300 warga setempat dan penyuluhan kesehatan gigi. 

"Kegiatan tersebut langsung didukung oleh dokter-dokter handal dari Unit Kesehatan Daop 2 dan salah satu rumah sakit provider yang bekerja sama dengan PT KAI," lanjut Joni.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.