Sukses

Sampah di Pulau Komodo Jadi Perhatian Dunia

Sampah di Pulau Komodo mulai mengganggu pemandangan bawah laut yang bisa dinikmati para penyelam.

Kupang - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyoroti masalah sampah di Taman Nasional (TN) Komodo. Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans.

"Selama ini wisatawan asing memang paling mengeluh soal sampah di Komodo, masalahnya sekarang belum teratasi juga sehingga lembaga internasional UNESCO pun sudah mulai menyoroti," kata Abed Frans kepada Solopos.com di Kupang, Senin (23/4/2018).

Ia menjelaskan para wisatawan mengutarakan pengalaman mereka menyelam di perairan TN Komodo pada tahun-tahun sebelumnya mendapati pemandangan yang berbeda dengan kondisi saat ini.

"Kasihan wisatawan yang spesialis menyelam dan berselancar, bukannya pemandangan bawah laut indah yang mereka dapati tapi malah sampah dan dampak kerusakan ekosistem yang dijumpai," katanya.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Masalah Sepele

Abed khawatir jika persoalan ini tidak ditangani lebih serius pemerintah daerah maupun otoritas terkait, maka kerusakan lingkungan laut di kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba komodo (Varanus komodoensis) akan mencapai titik kritis.

"Karena ini bukan lagi persoalan sepele mengingat dunia pun sudah menyoroti, jika tidak diatasi maka dampak selanjutnya wisatawan akan berpindah ke lokasi selam atau berselancar lainnya," katanya.

Ia memastikan Asita sebagai bagian dari pelaku wisata siap membantu otoritas terkait untuk penanganan masalah sampah di TNK.

"Melalui perwakilan kami di Manggarai Barat bersama himpunan pramuwisata setempat siap membantu penanganan sampah ini," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.