Sukses

Kondisi Jembatan Widang Sebelum Ambruk dan Menewaskan 2 Orang

Jembatan Widang mengalami penurunan pelat lantai sebesar 8,50 sentimeter dan di perkerasan sebesar 7,50 sentimeter.

Tuban - Faktor usia disebut-sebut sebagai penyebab ambruknya Jembatan Widang. Hal ini menyebabkan jembatan tidak mampu menahan beban kendaraan yang melintas. Ditambah dengan derasnya arus Sungai Bengawan Solo yang membuat jalan penghubung Kabupaten Lamongan dan Tuban itu semakin rapuh.

Jembatan Widang dibangun pada 1974. Demikian menurut data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jembatan memiliki lima bentang. Konstruksinya menggunakan rangka baja callender hamilton type A.

Untuk bangunan bawah menggunakan fondasi tiang pancang beton. Sementara panjang jembatan sekitar 260 meter. Terdiri dari segmen satu sepanjang 55 meter, segmen dua 55 meter, segmen tiga 55 meter, segmen empat 55 meter, dan segmen lima 40 meter. Lebar jembatan 7 meter. Belum termasuk trotoar di kiri dan kanan jalan.

Dari kelima segmen tersebut, satu titik pernah dua kali mengalami kerusakan, yakni ambles sekitar 10 sentimeter pada 23 Juli 2015. Bagian jembatan yang mengalami kerusakan berada di segmen satu. Tepatnya di ujung yang masuk wilayah Kabupaten Lamongan.

Kerusakan karena adanya beberapa baut pada pelat pengait yang kendur sehingga menyebabkan penyangga besi rusak dan ambles. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, seluruh kendaraan dilarang melintas.

Pada 2017, kerusakan kembali terjadi. Jembatan Widang yang terletak di KM Surabaya 72+240 ruas jalan nasional dan termasuk dalam jaringan jalan lintas utara Jawa Timur itu kembali mengalami kerusakan. Begitu pun di titik yang berada di segmen satu.

Baca berita menarik lainnya di JawaPos.com di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penurunan Pelat

Jembatan mengalami penurunan pelat lantai sebesar 8,50 sentimeter dan di perkerasan sebesar 7,50 sentimeter. Kerusakan disebabkan baut penghubung badan cross girder sebanyak lima buah lepas atau hilang di tiap sisi. Akibat getaran yang terjadi pada jembatan, pelat penyambung flens cross girder bagian bawah patah.

Perbaikan jembatan saat itu tidak menutup jalur keseluruhan. Kendaraan bertonase besar melewati jembatan baru di sebelahnya. Sementara kendaraan kecil tetap melintas di jembatan tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama bupati, Kapolres Tuban, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII.

"Hasil rapat, akan diadakan manajemen lalu lintas kendaraan. Jika kendaraan dari arah Lamongan sudah telanjur masuk antrean jembatan, akan diatur bergantian. Sedangkan kendaraan kecil baik dari Lamongan maupun dari Tuban, dapat menggunakan jembatan Widang baru secara bersamaan," kata Budi Setiyadi melaui keterangan tertulisnya, Rabu (18/4/2018).

Untuk truk pengangkut barang dari arah Surabaya ke Tuban akan diarahkan ke Paciran, Brondong, Tuban. Sedangkan kendaraan yang sudah masuk ke arah Lamongan akan diarahkan ke Cepu, Blora, Purwodadi.

Bagi kendaraan yang sudah berada di Tuban menuju Surabaya akan diarahkan menuju ke jalan lama Deandels Tuban, Brondong, Paciran kemudian Surabaya. Polisi memasang papan petunjuk arah untuk mengalihkan kendaraan barang. Sementara waktu tidak melintasi lokasi kejadian.

"Perbaikan jembatan akan dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Diperkirakan akan memakan waktu selama 1,5 bulan," tutur Budi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.