Sukses

Meninggal Usai 3 Bulan Kerja, TKI Karsinah Masuk Singapura Secara Legal

TKI asal Brebes, Jawa Tengah, bernama Karsinah menambah daftar panjang buruh migran yang tak beruntung. Ia meninggalkan dua anak yang masih kecil setelah tewas terjatuh dari lantai 8 apartemen majikannya di Singapura.

Liputan6.com, Brebes - Bupati Brebes Idza Priyanti akan mengupayakan santunan atau tali asih kepada keluarga Karsinah (30), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di Singapura. Ia diduga terjatuh dari lantai 8 apartemen majikannya sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Ia juga menegaskan bahwa Karsinah adalah TKI legal yang berangkat melalui agen penyalur resmi. Maka itu, korban juga akan mendapatkan hak berupa asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan dan santunan.

"Karsinah merupakan pekerja migran asal Indonesia yang berangkat ke Singapura dengan proses legal. Sehingga, administrasinya lengkap dan mudah untuk pengurusan santunan. Kami pastikan dia dapat santunan sebesar Rp 85 juta," ucap Idza Priyanti, Rabu, 11 April 2018.

Idza menjelaskan perlindungan TKI melalui Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, merupakan salah satu bentuk kehadiran negara dalam memberikan jaminan sosial kepada TKI. Dengan demikian, keluarga yang ditinggalkan juga diringankan beban ekonominya.

Selain Jamsostek, Idza juga akan mengupayakan pemberian tali asih dari kocek Pemkab Brebes. Ia berharap kejadian yang menimpa Karsinah merupakan kasus yang terakhir.

"Jadi harapan kami tidak akan terjadi lagi kasus seperti ini lagi. Pemkab Brebes turut prihatin dan berbela sungkawa atas kejadian ini," ucapnya.

Sebelumnya, seorang tenaga kerja asal Desa Siandong, Kecamatan Larangan, Brebes, Karsinah (40) dikabarkan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai delapan apartemen majikannya di Singapura.

Keluarga mengetahui berita duka itu dari pihak rumah sakit yang sempat merawat Karsinah selama beberapa hari. Karsinah mengalami kecelakaan kerja pada 29 Maret 2018. Namun, pihak keluarga baru dikabari pada 5 April 2018.

Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, ia jatuh saat membersihkan jendela apartemen majikan. Namun, pihak keluarga masih meragukan penyebab kematiannya.

Karsinah baru pertama kali bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura. Perempuan lulusan sekolah dasar itu nekat berangkat ke Singapura, lantaran harus membantu suaminya yang bekerja sebagai buruh tani. Ia meninggalkan dua anak yang masih kecil, Zarah Aulia Putri (8) dan Muhammad Ahdan Farel (3).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiba Hari Ini

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Brebes, Zaenudin, mengaku belum memperoleh informasi terkait penyebab pasti kematian seorang TKI bernama Karsinah (30), warga Desa Siandong Larangan. Ia meninggal dunia di Singapura akibat kecelakaan kerja di rumah majikannya atau sebab lain.

"Sampai hari ini kami belum dapat informasi itu. Saat ini, kami tengah upayakan adalah proses pemulangan jenazah dari Singapura hingga kampung halamannya," ucap Zaenudin.

Ia menuturkan, jenazah korban akan diterbangkan dari Singapura dan akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu ini sekitar pukul 22.00 WIB. "Ya kemungkinan jenazah sampai di Desa Siandong Brebes besok (Kamis/12/4/2018)," jelasnya.

Pihaknya tengah menyiapkan hak-hak dasar korban agar terpenuhi. Pasalnya, risiko yang muncul dalam pekerjaan bisa datang kapan saja. Oleh karenanya, perlindungan sosial menjadi sangat penting.

Pemkab Brebes, kata dia, telah memberikan pembekalan atau pelatihan kepada pekerja migran yang hendak berangkat. Adapun pelatihan itu termasuk bahasa negara yang akan dituju. Selain itu juga mengenalkan budaya atau kebiasaan masyarakat negara tujuan.

"Pelatihan itu bertujuan agar pekerja asal Indonesia siap bekerja baik sebagai asisten rumah tangga atau buruh di satu perusahaan luar negeri," jelasnya.

Sebelumnya, suami Karsinah, Wahidi, mengungkapkan dalam komunikasi terakhir bila istrinya sering diomeli majikannya. Hal itu diduga lantaran tidak mengerti atau paham instruksi majikan.

"Karena itu, pelatihan bahasa sangat penting untuk dilakukan sebelum berangkat. Pembekalan bahasa sudah kami sediakan," dia memungkasi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.