Sukses

Aksi Berbahaya 3 Pria Oplos Elpiji di Makassar

Tiga pria ditangkap oleh aparat Polda Sulsel karena mengoplos tabung elpiji 3 kilogram yang bersubsidi ke tabung elpiji 12 kilogram nonsubsidi.

Liputan6.com, Makassar - Tiga pria ditangkap aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulawesi Selatan karena mengoplos tabung elpiji 3 kilogram bersubsidi ke tabung elpiji 12 kilogram nonsubsidi.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan bahwa awal mula pengungkapan kasus pengoplosan tabung elpiji ini bermula dari laporan masyarakat. 

"Jadi awalnya kita terima laporan masyarakat kalau ada tabung yang dioplos. Jadi tabung elpiji 3 kilogram dipindahkan ke tabung elpiji 12 kilogram," kata Dicky, Rabu, 11 April 2018.

 

Ketiganya ditangkap di dua tempat berbeda. Tersangka LA dibekuk di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, sementara tersangka HT dan SA alias A diringkus di Kabupaten Takalar. 

 "Yang dari Takalar dan Makassar itu tidak ada keterkaitan, mereka ditangkap di waktu dan tempat berbeda. Laporannya pun berbeda," jelasnya.

 Bersama ketiga tersangka itu, aparat kepolisian berhasil mengamankan tabung 589 buah tabung elpiji 3 kilogram, 99 buah tabung elpiji 12 kilogram.

"Selain itu ada juga regulator rakitan yang digunakan untuk memindahkan isi tabung gas bersubsidi ke tabung gas nonsubsidi," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Oplos yang Berbahaya

Cara ketiga pria itu mengoplos tabung gas tersebut terbilang berbahaya. Bagaimana tidak, mereka hanya menggunakan regulator rakitan untuk memindahkan isi tabung gas tersebut.

"Jadi tabung elpiji 12 kilogram ini ditaruh di bawah dan diberi regulator modifikasi lalu tabung elpiji 3 kilogram ditaruh di atasnya menghadap ke bawah. Seperti ini," ucap Dicky sambil memeragakan cara pengoplosan tabung elpiji tersebut.

Untuk mengantisipasi kebocoran dari regulator rakitan itu, Dicky menyebutkan bahwa para pengoplos menggunakan es batu.

"Entah bagaimana caranya, yang jelas di bawahnya sini ditaruh es batu kalau bocor," ujar Dicky. 

Padahal, lanjutnya, cara pengoplosan seperti ini sangatlah berbahaya. Bisa saja tabung elpiji tersebut langsung meledak dan melukai orang-orang yang ada di sekitarnya. "Beberapa kasus sebelumnya sudah pernah ada kan yang seperti ini," katanya. 

 

3 dari 3 halaman

Untung Berlipat Ganda

Setelah diinterogasi para pelaku mengaku nekat melakukan aksinya ini karena tergiur untung yang berlipat ganda. Ketiganya mampu meraup untung hingga jutaan rupiah per harinya.

"Untungnya besar, bisa Rp 80 ribu per tabung elpiji 12 kilogram yang dijualnya. Bayangkan saja kalau jual sampai 10 buah perhari, bisa berapa untungnya," ungkap Dicky.

Dicky merinci setiap satu buah tabung elpiji 12 kilogram nonsubsidi akan dioplos dengan empat buah tabung elpiji 3 kilogram yang bersubsidi.

"Satu buah tabung elpiji bersubsidi ini kan pasaranya Rp 15 ribu, yang tidak bersubsidi ini harganya Rp 140 ribu," ucapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.