Sukses

Sambut Matahari Pagi di 'Surga' Tersembunyi Pantai Sindang Kerta Tasikmalaya

Air laut yang jernih, pasir putih, serta karang yang tidak tajam, memanjakan pengunjung yang datang untuk menikmati wisata air yang mengasyikkan.

Liputan6.com, Garut - Deburan ombak laut selatan Jawa Barat yang terkenal keras dan ganas, tidak menghalangi keceriaan Lulu dan Ridwan yang tengah bermain dengan perahu karet di bibir pantai siang itu.

Kedua bocah pengunjung asal Garut tersebut, tampak asik bermain air di bibir pantai, tanpa menghiraukan deburan ombak Sindang Kerta, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang tengah pasang.

Kondisi itu, memang cukup beralasan. Hal ini karena meskipun air tinggi, tetapi itu hanya terjadi di bagian tengah. Sementara, di bibir pantai, air laut tenang, jauh dari terpaan deburan ombak.

"Airnya memang bening dan karangnya tidak tajam, jadi aman buat berenang," ujar Ata, salah satu petugas pengelola pantai Sindang Kerta, Selasa, 10 April 2018.

Dibanding pantai selatan lainnya, di wilayah Priangan Timur sebutan lain daerah Jawa Barat bagian selatan, kawasan wisata pantai di Tasik Selatan ini memang memesona. Air laut yang jernih, pasir putih, serta karang yang tidak tajam, memanjakan pengunjung yang datang untuk menikmati wisata air yang mengasyikkan.

"Ayo dorong bannya agar lebih ke tengah," ujar Cecep, menyuruh Ridwan, anaknya, yang tengah bermain air sambil mendorong rekannya.

Ketinggian air laut di bibir pantai yang hanya sebetis orang dewasa itu memang terbilang aman untuk berenang. "Kalau pagi masih bisa menangkap ikan hias dan terumbu karang," kata Dewi, salah seorang penyedia jasa sewa tikar dan perahu karet menambahkan.

Bagi orangtua yang sering merasa was-was terhadap keselamatan anaknya, jangan khawatir. Sebuah menara pantau plus tiang panjang peringatan siap mengingatkan setiap pengunjung yang nekat melintasi kawasan aman berenang.

Bagi Dewi, yang kesehariannya melayani wisata di Pantai Sindang Kerta, Tasikmalaya, membludaknya pengunjung menjadi berkah tersendiri. Agar pantai tetap menarik kunjungan wisata, dia selalu menjaga kebersihan kawasan pantai Sindang Kerta yang selama ini dijadikannya sebagai tempat mengais rupiah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lokasi Perhelatan Acara Budaya

Bermain di bibir pantai memang mengasyikkan. Namun, khusus di Pantai Sindang Kerta, ada fasilitas gratis taman lengsar (lesehan) yang nyaman dengan payung ratusan pohon besar di sekitarnya.

Hamparan tikar yang disediakan patugas, bisa menjadi alternatif sandaran tepat saat liburan keluarga. Suasana ceria yang dibumbui humor khas orang Sunda, bisa mencairkan situasi untuk melepaskan kepenatan setelah beraktivitas di perkotaan.

"Sambil makan pun bisa, asal menjaga kebersihan," ujar Dewi yang terus menemani rombongan pengunjung asal Garut.

Dengan suasana teduh nan asri tersebut, tak mengherankan ketika momen liburan tiba, ribuan pengunjung kerap membanjiri area wisata seluas tiga hektare ini. "Paling banyak pengunjung biasanya saat liburan Idul Fitri," Ata menambahkan.

Berada di perlintasan jalan raya jalur lintas selatan Jawa Barat yang terbentang dari Kabupaten Sukabumi hingga Pangandaran, membuat spot area wisata pantai di sepanjangnya, termasuk Sindang Kerta, ikut hidup.

Hajat Lembur

Kepala Desa Sindang Kerta Udong Firman menambahkan, tidak jarang kawasan Pantai Sindang Kerta dijadikan lokasi untuk menggelar beberapa agenda kesenian masyarakat Tasik setiap tahunnya, sebut saja hajat lembur dan gelar budaya.

Sebagai wilayah dengan mayoritas warganya beragama muslim, Tasikmalaya Selatan kerap menggelar acara hajat lembur di pantai Sindang Kerta setiap tahunnya. Kegiatan budaya yang dibalut malalui perayaan hari besar Islam selalu menampilkan ragam hiburan menarik.

Sebut saja kesenian lengkong, tutunggukan, nutu lisung, calung tarawangsa, hingga kebudayaan aseuk hatong atau prosesi menanam padi secara tradisional yang dilengkapi alunan musik khas Sunda, menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung.

Dampaknya bisa ditebak, ratusan hingga ribuan pengunjung dari berbagai daerah, selalu berdatangan menikmati acara gelar budaya sambil menghabiskan waktu libur. "Biasanya acaranya dimulai 29 Desember hingga menjelang pergantian tahun," Udong menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.