Sukses

Misteri Ceceran Minyak di Perairan Bintan dan Batam

Belum ditemukan sumber dari tumpahan minyak yang merusak perairan di Bintan dan Batam ini.

Batam - Perairan Bintan dan Batam tercemar limbah minyak hitam. Kondisi ini menyebabkan lingkungan dan ekosistem sekitar perairan rusak. Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto, mengaku gerah dengan pencemaran limbah minyak hitam.

Ia pun segera memerintahkan Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) terkait untuk menangani permasalahan limbah minyak hitam itu.

"Permasalahan ini harus selesai karena mengganggu aktivitas nelayan, merusak bahkan membunuh ekosistem di laut, dan mengganggu sektor pariwisata," kata Isdianto di Tanjungpinang kepada Batamnews.co.id, beberapa hari lalu.

Isdianto optimistis permasalahan limbah minyak hitam ini dapat diatasi oleh OPD terkait. Untuk itu, ia mengharapkan seluruh OPD terkait bersinergi untuk mengatasi permasalahan yang sudah bertahun-tahun terjadi di Batam dan Bintan tersebut.

Ia mengapreasi pemerintah pusat yang cepat merespons permasalahan itu. OPD juga harus bekerja sama dengan kementerian terkait, termasuk pihak keamanan mengingat kewenangan dimiliki terbatas.

 

Baca berita menarik lainnya dari Batamnews.co.id.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Limbah Masih Misterius

Akar permasalahan limbah minyak itu harus mampu diungkap. Ia mengingatkan seluruh informasi terkait permasalahan itu tidak boleh ditutupi. Saat ini, masyarakat dan pemerintah Bintan dan Batam menunggu aksi dari Pemerintah Kepri.

"Siapa pelakunya harus bisa diungkap. Kemudian dicari solusi yang tepat agar hal itu tidak terjadi lagi," ujarnya.

Isdianto mengaku sudah menerima informasi tersebut dari berbagai pihak beberapa waktu yang lalu. Informasi itu akan disampaikan kepada OPD terkait untuk ditindaklanjuti.

Salah satu informasi yang diterimanya yakni limbah minyak hitam itu berasal dari kapal tanker. Minyak hitam itu merupakan cairan atau kerak yang berada di dalam kapal, yang harus dibuang untuk diganti dengan yang baru.

"Informasi itu masih harus didalami, termasuk modus pembuangan minyak," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.