Sukses

Kliyengan Usai Diminumi Air Putih, Siswi di Tasik Dicabuli Kepala Sekolahnya

Ironisnya, aksi bejat kepala sekolah itu berulang. Korban selalu diancam jika melapor.

Tasikmalaya - Dugaan pencabulan kepala sekolah (kepsek) kepada muridnya terjadi di Kota Tasikmalaya. Siswi kelas VIII di salah satu sekolah tingkat pertama di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya mengaku menjadi korban pencabulan kepala sekolahnya, Ag.

Korban, Ra,13, mengaku dicabuli kepsek sejak pertengahan 2017. Sang kepsek memanggil ke rumahnya saat jam belajar. Saat itu, korban mengaku diberi minum air mineral dalam kemasan gelas plastik.

"Habis minum langsung pusing dan tidak ingat apa-apa lagi," ujarnya kepada wartawan di rumahnya, seperti dikutip Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group), Jumat, 6 April 2018.

Ketika bangun, korban sudah berada di kamar Ag. Kancing bajunya terbuka. Roknya menyingkap. Dia mengaku sudah menjadi korban tindak asusila kepsek.

"Saya diancam (jika buka suara)," ujarnya.

Pencabulan kepadanya, kata korban, berulang. Biasanya dia diberi minuman ketika Ag melakukan aksinya.

Korban mengaku bagian-bagian tubuh sensitifnya sering diraba dan diciumi Ag. Dia mengaku tidak berdaya, karena selalu takut dengan ancamannya.

"Lebih dari sepuluh kali. Biasanya hari Rabu (dicabuli)," terangnya.

Pencabulan kepadanya, kata korban, bukan hanya di rumah Ag. Aksi cabul itu juga pernah dilakukan di kantor sekolah ketika sepi. Padahal korban mengaku selalu menolak. Dia mengingatkan Ag sudah memiliki istri.

"Saya ingat itu hari Jumat bulan Februari 2018," tuturnya.

Aksi pencabulan kepsek kepadanya, kata korban, terakhir 4 Maret 2018 di rumah sang kepsek. Beberapa hari kemudian setelah itu, korban mengadukan aksi asusila itu kepada keluarganya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kakak Korban Tidak Terima

Tidak terima dengan apa yang dilakukan Ag, keluarga pun melaporkan sang kepsek itu ke Sat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota pada 14 Maret 2018.

Mewakili keluarga, sang kakak berharap kepolisian bisa memproses hukum kepsek itu tanpa mempertimbangkan statusnya sebagai kepala sekolah. Pasalnya perbuatan Ag sudah merusak masa depan adik bungsunya.

"Kami menuntut keadilan dan kebenaran dibukakan," tuntutnya.

Ibu korban mengatakan anaknya memang terlihat berbeda akhir-akhir ini. Dia tidak menyangka kalau anaknya itu mendapat perlakuan asusila dari orang yang seharusnya membimbingnya.

"Jadi sering melamun anaknya," ungkap dia.

Selain melaporkan kepada aparat kepolisian, keluarga juga sudah berupaya mencari bantuan hukum untuk mengawal kasus tersebut.

Terpisah, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma’ruf mengakui adanya pelaporan dari keluarga Ra. Pihaknya sudah melakukan penyelidikan untuk memastikan kejelasan dari apa yang dialami korban.

"Laporannya sudah masuk dan kami tindak lanjuti dengan penyelidikan," ungkapnya kepada Radar, Kamis, 5 April 2018.

Pihaknya mengaku sudah mengumpulkan beberapa keterangan saksi. Akan tetapi masih diperlukan pendalaman. Ditambah sampai kemarin penyidik belum bisa meminta keterangan dari korban karena kondisi yang tidak memungkinkan.

"Kita masih menunggu korban benar-benar pulih," katanya.

Ketika hendak dikonfirmasi, Kamis siang kemarin, Ag sedang tidak ada di rumah maupun sekolahnya. Dari keterangan petugas sekolah dan pekerja di rumahnya, Ag sedang ada urusan di luar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.