Sukses

Imam Masjid di Sidoarjo Mendadak Dipukul Kapak Tumpul

Pemukulan imam masjid di Sidoarjo itu terjadi saat ia sedang memimpin salat Magrib.

Liputan6.com, Sidoarjo - Seorang imam masjid, Tajuddin (60) menjadi korban penganiayaan salah seorang warga di kawasan Balongbendo, Sidoarjo. Polresta Sidoarjo membenarkan terjadinya penganiayaan tersebut. Korban dianiaya saat menjadi imam salat Magrib pada Senin malam, 2 April 2018.

Sebelumnya, Ustaz Tajuddin berangkat dari rumah sekitar pukul 17.30 WIB. Ia hendak melaksanakan salat Magrib di Masjid Baitul Ridwan, Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo. Setelah memasuki waktu salat, korban bersama jemaah lain langsung melaksanakan salat.

Pada rakaat kedua, tiba-tiba datang lelaki bernama Muhammad Rudiyanto (33), asal Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo. Ia langsung menerobos saf salat dan memukulkan kapak tumpul yang dibawanya ke kepala belakang korban.

Salat pun terhenti dan si penganiaya langsung diamankan para jemaah. "Iya benar. Telah terjadi tindak pidana penganiayaan di kawasan Balongbendo," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Himawan Bayu Aji dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Selasa (3/4/2018).

Pelaku sudah diamankan polisi untuk diperiksa lebih lanjut, termasuk mendalami motif penganiaya imam masjid itu. "Kami sudah memeriksa sekitar 10 saksi. Dan sampai saat ini masih dilakukan pemeriksaan mendalam," ungkapnya.

Sementara, imam masjid mengalami luka ringan dan sudah dibawa pulang ke rumah.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wakil Rois NU

Ketua GP Anshor Sidoarjo Reza Ali Faizin angkat bicara soal penganiayaan terhadap imam masjid Baitul Ridwan, Tajuddin (60) saat salat Magrib pada Senin petang. Ia mengungkapkan korban merupakan Wakil Rois Syuriah MWC NU Balongbendo, Sidoarjo.

Reza mengatakan ormas GP Ansor masih berjaga di masjid lokasi penganiayaan. Ia meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut sembari meminta masyarakat, khususnya GP Ansor dan Banser agar menahan diri dan tidak terprovokasi.

"Kita serahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terungkap motifnya," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.