Sukses

Kapolda: Tangkap Hidup atau Mati Pembunuh Sopir Taksi Online Palembang

Perintah ini dikeluarkan Kapolda Sumsel saat memberikan keterangan pers terkait pengungkapan kasus pembunuhan sopir taksi online di Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Personel Sub Direktorat III Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan (Sumsel) terus memburu dua dari lima tersangka pembunuh sopir taksi online di Palembang. Kedua tersangka yang kabur itu telah diketahui identitasnya.

"Anggota saya perintahkan untuk menangkap semua tersangka yang terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap Tri Widiantoro sopir angkutan daring/online pada pertengahan Februari 2018," ucap Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, saat memberikan keterangan pers terkait pengungkapan kasus pembunuhan sopir taksi online di Palembang, Sabtu, 31 Maret 2018, dilansir Antara.

Dia menegaskan, pembunuhan sopir taksi online tersebut dilakukan lima orang. Poniman, pelaku utama pembunuhan, tewas ditembak petugas karena berupaya melawan saat proses penangkapan, Kamis, 29 Maret 2018, di Desa Lalan, Kabupaten Banyuasin.

Kemudian tersangka lainnya, Bayu dan Firmansyah, berhasil dibekuk setelah dilumpuhkan dengan tembakan petugas. Sedangkan dua tersangka lainnya yang telah diketahui identitasnya, yakni HE dan TY terus diburu ke sejumlah daerah yang diduga menjadi tempat persembunyiannya.

"Kedua tersangka yang masuk dalam daftar pencarian orang itu diminta untuk segera menyerahkan diri karena saya telah memerintahkan petugas menangkap yang bersangkutan dalam kondisi hidup atau mati," ujarnya.

Sopir taksi online Tri Widyantoro hilang pada Kamis, 15 Februari 2018, usai mengantar penumpang. Saat itu, Tri mendapat pesanan dari Palembang dengan tujuan Kenten Laut, Banyuasin. Usai mengantar penumpang, Tri tidak lagi diketahui kabar beritanya.

Hingga akhirnya jasad Tri Widyantoro yang tinggal tulang belulang, dievakuasi penyidik bersama tim forensik ke Rumah Sakit Bhayangkara, pada Jumat, 30 Maret 2018. Saat ini sedang diupayakan uji asam deoksiribonukleat atau DNA untuk memastikan secara ilmiah bagian tubuh manusia itu adalah pengemudi taksi online korban pembunuhan tersebut. "Dengan menggunakan sampel darah anak korban," kata Kapolda Sumsel.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sumpah Keluarga Sopir Taksi Online Palembang Bikin Merinding

Sebelumnya, keluarga Tri Widiyantoro (43), sopir taksi online Palembang yang meninggal dunia menangis sedih saat melihat jenasah korban pembunuhan sadis, di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sabtu, 31 Maret 2018.

Rohana, istri korban yang membawa ketiga anaknya ke RS Bhayangkara Palembang, tampak syok, saat melihat suaminya yang tinggal kerangka tulang. Para keluarga pun tak kuasa menahan air mata melihat kesedihan istri korban.

Saat Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara menemui keluarga korban, di lantai 2 Sekretarian DIV RS Bhayangkara Palembang, keluarga korban meminta agar bisa ditemui dengan pelaku pembunuhan sopir taksi online tersebut.

"Pak, kita ingin menemui pelakunya, baik yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Kita hanya ingin tahu saja, bagaimana orangnya," ujar Rosida, kakak perempuan Rohana.

Kapolda Sumsel langsung mengiyakan dan menemani keluarga korban bertemu dengan Bayu Irwansyah, pelaku pembunuhan yang diamankan di ruang jenazah RS Bhayangkara Palembang.

Usai menemui pelaku, satu demi satu keluarga korban keluar dari ruang jenasah dengan isak tangis histeris. Istri korban pun harus dibopong ke lantai 2 sembari menangis sedih melihat pelaku pembunuh suaminya.

Rosida juga tak bisa menahan air mata dan kemarahannya. Dia langsung berdiri dan mengucapkan sumpah untuk para pelaku pembunuh sopir taksi online itu.

 

3 dari 3 halaman

Sumpah Tunjuk Matahari

"Aku akan menunjuk sinar matahari, tujuh keturunan mereka (pelaku pembunuh Tri Widiyantoro) tidak akan sehat semua. Aku tidak tega melihat anak-anaknya yang masih kecil," ujarnya dengan emosi.

Rosida langsung keluar ruang Sekretariat DIV RS Bhayangkara Palembang dan langsung mengacungkan jari telunjuk kanannya ke arah matahari.

Suami dan anaknya langsung menenangkan Rosida dan membawa masuk ke ruang Sekretariat DIV RS Bhayangkara Palembang.

"Kemejanya benar, tapi kalau bentuk tengkoraknya kami tidak tahu. Pelaku tidak akan tenang hidupnya. Kmau ambil mobilnya, ambil saja. Tapi jangan bunuh orangnya seperti itu," ucap Rosida sembari menangis sedih.

Romawi (64), kakak laki-laki Rohana mengatakan, seluruh keluarga termasuk anak istri korban, tidak pernah mendapatkan firasat buruk apa pun.

"Karena Tri Widiyantoro selalu baik. Kita bersyukur karena sudah ditemukan jasadnya. Akan segera kita salati dan kuburkan. Biar anaknya juga tahu ada pusara bapaknya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.