Sukses

Jurus Kombinasi Jagung dan Sapi ala Sumbawa

Target ekspor jagung dari NTB ke Filipina 300 ribu ton, 100 ton di antaranya dari Sumbawa.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) optimistis bahwa tahun 2018 mampu mencapai target ekspor jagung hingga 300.000 ton. Dari sejumlah itu, sekitar 100.000 ton di antaranya merupakan kontribusi dari Kabupaten Sumbawa.

"Ekspor jagung dari NTB ke Filipina ini membesarkan hati sekaligus membuktikan kontribusi positif provinsi NTB bagi pembangunan Nasional," kata Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi, dilansir Antara, Selasa (27/3/2018).

Gubernur Nusa Tenggara Barat mengapresiasi aparatur pemerintahannya dan para petani yang mampu membawa NTB saat ini menjadi pengekspor jagung terbesar setelah Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

"Kunci kesejahteraan petani itu terletak pada peningkatan pendapatan petani. Pemerintah akan melakukan berbagai kebijakan untuk mencapai tujuan itu. Ekspor ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan harga yang pantas bagi petani NTB," tambahnya.

Bupati Sumbawa HM Husni Djibril mengatakan Kabupaten Sumbawa bertekad akan mampu mencapai target satu juta ton jagung pipilan sesuai arahan Gubernur NTB. Sumbawa mempunyai Gerakan masyarakat jagung integrasi sapi (Gemajipi) inside, yakni instrumen kinerja terpadu untuk memwujudkan Sumbawa menjadi Kabupaten berbasis agroindustri.

"Basis komoditas utama Sumbawa adalah jagung. Dari jagung Sumbawa akan bangun banyak "dryer" dan "silo" yang dekat dengan lahan petani. Itu untuk memastikan hasil panen petani berkualitas grade A, bebas aflatoksin dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Pemerintah akan membantu membuka pasar jagung baik domestik maupun ekspor agar harga jagung di Sumbawa terjaga baik," katanya.

Bila perlu, kata dia, pihaknya akan mengundang investor seperti Feedmill untuk membangun di Sumbawa sekaligus investasi pabrik pengolahan pangan berbasis jagung. Petani jagung akan diberikan edukasi untuk beternak sapi potong, karena daun dari tanaman jagung yang telah di panen bisa dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak.

"Populasi sapi akan kita dorong juga di Sumbawa. Petani jagung kita edukasi juga untuk beternak sapi potong, karena daun dari tanaman jagung yang telah di panen bisa dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak," katanya.

Pemerintah telah membangun Rumah Potong Hewan (RPH) di Sumbawa yang akan dimodernisasi sesuai perkembangan daerah.

“Kita tidak hanya kirim sapi hidup ke luar daerah seperti yang selama ini telah dilakukan, tetapi juga sudah dalam potongan daging premium yang kami branding Sumbawa Beef,” jelasnya.

“Kami di Sumbawa menyebutnya Gemajipi inside, sebuah chip perubahan kinerja untuk mencapai tujuan bersama mewujudkan Sumbawa sebagai daerah Agroindustri."

Pemkab Sumbawa memberikan dukungan penuh secara politik, dari mulai kebijakan anggaran pro petani hingga perubahan perilaku dan etos kerja petani di pelosok-pelosok desa agar siap dibawa ke arah yang lebih maju.

“Tentu saja Sumbawa tak mampu sendiri membangun, Pemkab membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat untuk membangun berbagai sarana pertanian, seperti dryer dan silo itu tadi sehingga efektif stok nasional dalam swasembada jagung,” sambung Bupati.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jagung Sumbawa

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan NTB merupakan salah satu dari lima provinsi yang memiliki kapasitas produksi jagung terbesar.

"Impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak menunjukkan grafik yang terus berkurang. Pada 2015 kita masih impor 3,26 juta ton, tetapi pada 2016 sudah turun 62 persen menjadi 1,13 juta ton. Pada 2017 kita sudah sama sekali tidak impor jagung. Dan sekarang, Tahun 2018 kita gantian ekspor ke negara-negara tetangga," ujar Agung.

Pada tahun 2017, NTB mengembangkan budidaya jagung di lahan seluas 400.000 hektare, terutama di Pulau Sumbawa. Jagung dibudidayakan di areal persawahan seluas 215.553 hektar dan lahan bukan sawah seluas 185.000 hektare. Lebih kurang 700.000 ton jagung dihasilkan Kabupaten Sumbawa.

Pada 2017, Sumbawa menghasilkan jagung dari areal seluas 97 ribu hektare, dengan rata-rata hasil panen sejumlah tujuh kilogram per hektarnya.

Biasanya, hasil panen Sumbawa ditampung oleh pabrik pakan ternak yang ada di Pulau Jawa. Selama Maret dan April, pabrik pakan ternak tersebut belum menyerap jagung dari petani Sumbawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini