Sukses

Ada Ribuan Kaleng Sarden Bercacing, BPOM Sebar Petugas ke Pelosok Desa

Ada 62 ribu lebih kaleng sarden yang diduga mengandung cacing bakal ditarik dari pasaran di Jambi.

Liputan6.com, Jambi - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi terus menelusuri dan mengawasi proses penarikan ribuan produk ikan sarden diduga mengandung cacing. Sejumlah petugas disebar ke kabupaten/kota, bahkan ke desa-desa.

Hal ini dilakukan mengingat produk ikan sarden kalengan memang cukup digemari kalangan masyarakat. Sehingga, pemasarannya tak terbatas hanya di swalayan, supermarket maupun minimarket. Namun banyak juga di warung-warung kecil di berbagai pelosok desa.

Menurut Kepala BPOM Provinsi Jambi Ujang Supriatna, penelusuran serta pengawasan itu dilakukan setelah penemuan sarden bercacing di Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi.

"Tim dibagi dan melibatkan seluruh instansi terkait di kabupaten/kota untuk memantau dan memastikan penarikan," ujar Ujang di Jambi, Senin 26 Maret 2018.

Ia menyebutkan, satu tim sudah turun di tujuh titik di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Dari hasil pemantauan dan penelusuran, di daerah paling timur Provinsi Jambi itu tidak ditemukan produk sarden bercacing yang harus ditarik dari pasaran. "Untuk wilayah lain, masih terus kita telusuri," kata Ujang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ribuan Kaleng Sarden Bercacing Ditarik dari Pasaran

Sebelumnya, BPOM Jambi menyatakan, ada 62.191 kaleng ikan sarden makarel akan ditarik dari pasaran di Jambi. Ribuan kaleng ikan sarden itu diduga mengandung cacing.

Kepala BPOM Jambi, Ujang Supriyanta mengatakan, ada tiga jenis produk ikan sarden kalengan yang bakal ditarik dari pasaran di Jambi, yakni merek Farmerjack, Hoki, dan IO.

"Kami menerima laporan ini (penarikan produk) dari agen atau distributor," ujar Ujang di Jambi, Sabtu, 24 Maret 2018.

Menurut dia, seperti di daerah lain, di Jambi ikan sarden kalengan banyak dijual di berbagai tempat. Mulai dari supermarket, minimarket bahkan hingga ke warung-warung yang ada di pelosok desa. Untuk itu, pihak distributor harus benar-benar memastikan menarik semua ikan sarden yang diduga mengandung cacing dari pasaran.

Ia juga membenarkan ada temuan ikan sarden kaleng merek Farmejack yang terbukti mengandung cacing di Kabupaten Batanghari. Temuan itu sebelumnya diketahui saat inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari.

"Kami akan perdalami lagi untuk mengetahui jenis cacingnya," kata Ujang.

3 dari 3 halaman

Sarden Bercacing Bebas Dijual di Minimarket

Penemuan sarden bercacing di Jambi bermula dari inspeksi mendadak (sidak) yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batanghari, Jambi pada Jumat, 23 Maret 2018.

Sejumlah petugas Dinkes dibuat tercengang atas temuan kaleng sarden yang dijual di salah satu minimarket di Kota Muarabulian, ibu kota Kabupaten Batanghari.

Saat membuka kaleng sarden merek Farmerjack, petugas mendapati banyak cacing di dalamnya.

"Hasil temuan ini akan kita laporkan ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), selain itu akan kita cek di laboratorium," ujar Kepala Dinkes Batanghari, Elfie Yennie beberapa sesaat usai sidak.

Penemuan cacing di dalam sarden tersebut diduga akibat pengemasannya yang tidak higienis. Dengan begitu, cacing berkembang biak dengan cepat di dalam makanan kemasan tersebut.

"Yang kita khawatirkan di dalam makanan kemasan kaleng tersebut terdapat bakteri Clostridium botulinum, karena jika terkonsumsi, bakteri tersebut dapat menyebabkan kematian," katanya.

Dengan penemuan cacing itu, Dinkes mengimbau masyarakat lebih hati-hati membeli makanan kaleng, khususnya sarden bermerek Farmerjack.

Selain di Jambi, ikan sarden kalengan berisi cacing sebelumnya juga ditemukan di Provinsi Riau.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.