Sukses

Bocah Bertingkah bak Anjing di Gorontalo Bisa Normal, Asal...

Bocah Gorontalo itu sejak kecil sering menghabiskan waktu bermain dengan anjing peliharaannya sehingga diduga membentuk perilakunya sehari-hari.

Liputan6.com, Gorontalo – Kerap mengonggong dan meniru perilaku anjing membuat RK bocah asal Gorontalo mendapatkan banyak simpati dari warga. Bocah itu didoakan agar bisa segera sembuh dari kebiasaanya.

Leni Syamsudin, seorang psikolog mengungkapkan bahwa kebiasaan RK meniru anjing masih bisa disembuhkan dengan metode terapi. Terapi itu dilakukan dengan mengurangi suara anjing atau yang berhubungan dengan hewan tersebut. Proses penyembuhannya bisa lebih cepat bila lingkungan sekitarnya mendukung.

Dari hasil pengamatan sementara, RK diketahui kerap terdiam sebelum merespons suara anjing yang didengarnya. Untuk itu, bocah tersebut bisa dialihkan dengan memberi mainan edukatif dan mengajaknya bersosialisasi dengan bocah seusianya.

Leni mengakui belum dapat memastikan berapa lama masa penyembuhan yang harus dijalani oleh RK. "Lamanya proses penyembuhan tergantung dukungan lingkungan keluarga dan sekitar," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Fory Naway mengungkapkan hal senada. Setelah menemui bocah berusia tiga tahun itu, ia mendapati kebiasaannya yang menirukan anjing kambuh kembali bila mobil mainannya diambil orang.

"Tadi saat mulai kambuh kita alihkan dengan permainan. Terstimulus lagi, ingatannya kembali lagi," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Janji Pemkab Gorontalo

Fory mengaku kaget setelah mengetahui kondisi RK lewat video yang viral di masyarakat. Ia berencana segera membawanya ke rumah sakit.

"Di sana (rumah sakit) akan ditangani juga psikologinya karena ada dokter anak," kata Fory usai menemui RK.

Menurutnya, faktor lingkungan turut berpengaruh dalam membentuk kebiasaan tak lazim RK. Selama ini, anak itu sering menghabiskan waktu bermain hanya dengan hewan peliharaannya.

Kebiasaan mengonggong, mengendus, berjalan, hingga cara makan hewan itu diduga kuat ditiru oleh RK sehingga membentuk kebiasaannya sehari-hari. Hal itu bisa dihilangkan lewat terapi psikologi.

Mengingat orangtua RK tergolong keluarga ekonomi bawah, Fory menjanjikan untuk menggratiskan seluruh biaya selama proses penyembuhan RK. "Mereka kan termasuk ke tingkat ekonomi ke bawah. Jadi, tidak boleh dibebankan biaya apapun," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.